MEMASUKI dunia perkuliahan menjadi momen yang sangat penting dalam hidup. Apalagi ini adalah masa peralihan dari remaja menuju dewasa. Peralihan dari siswa menjadi mahasiswa. Mahasiswa adalah orang yang belajar di perguruan tinggi. Orang yang akan membawa perubahan bagi bangsa dan negara. Sosok yang menjadi contoh bagi masyarakat.
Mahasiswa baru dianalogikan seperti kertas putih. Sebagai mahasiswa baru mulailah menggoreskan tinta dengan hal yang indah dan berguna. Kuliah bukan hanya untuk diri sendiri. Tujuan kuliah adalah menjadi orang yang berguna dan memberikan inovasi bagi lingkungan.
Mahasiswa baru memiliki semangat yang menggebu. Semangat ini sangat diperlukan sebagai seorang mahasiswa agar bisa memberikan gebrakan untuk lingkungan sekitar. Tapi semangat mahasiswa ini perlu dibimbing agar tidak terjadi penyimpangan. Contohnya adalah ketika kita menghadapi konflik dan langsung mengambil tindakan tanpa berpikir panjang, tanpa memikirkan kemungkinan buruk yang akan terjadi, dalam hal tersebut ketika salah mengambil tindakan. Untuk itu sebagai mahasiswa, kita harus berpikir kritis.
Berpikir kritis adalah cara manusia menganalisis sebuah masalah untuk mencari solusi sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki. Sebagai mahasiswa baru, kita harus belajar berpikir kritis karena di kehidupan kampus kita akan selalu diberi konflik untuk dipecahkan agar kita terbiasa untuk berpikir. Bukan hanya di kampus, di kehidupan bermasyarakat kita juga akan selalu ada konflik untuk dipecahkan. Seperti ungkapan Descartes ialah “Cogito Ergo Sum” yang memiliki arti “jika aku berpikir maka aku ada”.
Berpikir kritis memberikan banyak manfaat seperti memudahkan kita memecahkan masalah, mampu melihat masalah dari berbagai sudut pandang, mampu mengambil keputusan dengan cepat dan tepat, lebih kreatif, dan tidak mudah termakan berita hoax.
Kita analogikan berpikir kritis dengan sebuah masakan. Jika bahan-bahan itu kita makan mentah-mentah, tanpa dicuci dan diolah, pasti percernaan kita terganggu dan rasanya tidak enak. Tapi jika bahan-bahan itu diolah dengan cara yang higienis pasti kita akan menjadi sehat dan lezat.
Untuk berpikir kritis bukanlah sesuatu hal yang instan. Hal ini membutuhkan proses dan latihan yang konsisten. Untuk melatih berpikir kritis dimulai dengan perbanyak diskusi dengan orang lain. Tujuannya agar kita bisa mendapatkan perspektif baru terhadap sesuatu hal. Jangan malu untuk bertanya terhadap sesuatu hal yang tidak kita ketahui dan yang lebih penting perbanyak membaca buku agar memperluas wawasan karena buku adalah jendela dunia dan membaca adalah kuncinya.
Membaca bukan hanya dari buku saja. Dari alam kita juga bisa membaca. Seperti falsafah hidup orang Minangkabau “Alam takambang jadi guru”. Salah satu Contoh membaca alam adalah jika awan sudah gelap berarti tanda hujan akan turun. Membaca juga bukan hanya yang tersurat. Membaca juga ada yang tersirat. Membaca yang tersurat dapat diidentifikasi menggunakan indrawi. Contoh seperti membaca buku. Membaca yang tersirat tidak dapat diidentifikasi dengan indrawi tetapi dapat dipahami dengan akal Budi melalui perenungan atau memikir secara mendalam. Contoh membaca hal-hal kemungkinan yang akan terjadi dan bisa mengambil makna dibalik suatu hal.
Menurut pendapat penulis, berpikir kritis sangat penting untuk mahasiswa agar tidak terjadi kesalahan dalam berpikir dan bertindak. Apalagi dengan kemajuan teknologi banyak berita hoax beredar dan hanya untuk memecah belah sesama kita. Sebagai mahasiswa, kita harus menganalisis segala hal yang akan memberikan dampak negatif pada diri kita sendiri dan lingkungan. Berpikirlah sebelum mengambil tindakan. Perlu diketahui bahwa berpikir kritis bukanlah hal yang mudah tetapi tidak ada hal yang mustahil jika kita latihan dan konsisten. (*)
*Penulis: Mahasiswa Sastra Minangkabau Universitas Andalas
Discussion about this post