JURNALIS.co.id – Pemerintah Kabupaten Kubu Raya melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) bekerja sama dengan Putera Sampoerna Foundation (PSF) menggelar Konferensi Guru dan Pameran Pusat Belajar Guru (PBG) Kabupaten Kubu Raya, Kamis (12/10/2023). Konferensi mengangkat tema ‘Menginspirasi Pendidikan Berkualitas di Kubu Raya Melalui Partisipasi, Inovasi, dan Praktik Baik dalam Kelas Merdeka’ ini berlangsung di Hotel Dangau Selaras, Kubu Raya.
Bupati Kubu Raya Muda Mahendrawan menerangkan Pusat Belajar Guru (PBG) adalah sebuah program pendidikan dan pelatihan khusus yang digelar selama tiga tahun mulai 2021-2023. PBG diikuti 35 guru terbaik di Kubu Raya yang disiapkan untuk menjadi tenaga ahli, pelatih, atau mentor yang nantinya siap berbagi ilmu dan praktik baik.
Muda mengatakan PBG adalah inisiatif dan inovasi yang telah dipayungi dengan regulasi Peraturan Bupati Kubu Raya Nomor 15 Tahun 2023 tentang Pusat Belajar Guru Kabupaten Kubu Raya.
“Sehingga program ini bisa terus dilaksanakan dan dikembangkan karena ini merupakan kebijakan yang dilakukan pada APBD tahun 2024 mendatang. Inovasi ini dilakukan sebagai upaya meningkatkan kualitas dan kapasitas tenaga pendidik di Kabupaten Kubu Raya. Guru inti PBG adalah upaya percepatan Pemkab Kubu Raya untuk menyambut pemberlakuan Kurikulum Merdeka secara nasional pada Juli 2024 mendatang,” terang Muda.
Muda menegaskan Pemerintah Kabupaten Kubu Raya terus berupaya memberikan peluang dalam mentransformasi proses Kurikulum Merdeka dan Guru Penggerak dalam mewujudkan PBG Kubu Raya yang berkualitas dan mendunia.
“Dari situlah kami melihat di Putra Sampoerna Foundation (PSF) mempunyai peluang untuk mewujudkan PBG. Untuk itulah, Pemkab Kubu Raya menjalin kerja sama dengan PSF untuk meningkatkan kualitas dan praktik baik guru-guru di Kubu Raya,” ujar Muda.
Selain itu, Muda juga menilai guru inti PBG memiliki konsep seperti program Guru Penggerak dan Sekolah Penggerak. Jika pemerintah hanya mengikuti program rutin dari Kementerian, kuotanya terbatas dan programnya cukup memakan waktu.
“Dengan cara ini tentu ada percepatan dan ini akan membuat inisiatif untuk pusat pembelajaran dari Kurikulum Merdeka itu bisa lebih masif lagi. Jika lebih masif, tentu akan ada percepatan,” tuturnya.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kubu Raya Muhammad Ayub mengatakan adanya program Pusat Belajar Guru dimulai dari keinginan pemerintah kabupaten untuk melakukan percepatan peningkatan sumber daya manusia guru dan perubahan-perubahan dalam dunia pendidikan di era Kurikulum Merdeka.
“Karena jika hanya menunggu program dari Sekolah Penggerak dan Guru Penggerak, waktu dan kuotanya sangat terbatas. Sehingga muncul ide agar di Kubu Raya ada percepatan penambahan daya dukung dari personel guru-guru yang ada, sehingga muncullah program Pusat Belajar Guru ini,” ungkap Ayub.
Ayub menambahkan, guru yang masuk dalam program PBG akan terus diperkuat. Baik secara keilmuan, karakter, maupun keterampilan lainnya.
“Sehingga ke depannya akan mampu menularkan kepada guru yang lain untuk berbagai hal yang berkaitan dengan Kurikulum Merdeka,” jelasnya.
Head of Program Implementation PSF Agastya Yogiswara Wahyudyatmika mengatakan PBG merupakan satu di antara program unggulan yang difasilitasi oleh PSF untuk meningkatkan profesionalisme dan kompetensi guru.
“Dengan terwujudnya PBG di Kabupaten Kubu Raya, kami berharap dapat membuka lebih luas akses layanan pengembangan pengetahuan, keterampilan, dan sikap sesuai kebutuhan guru di berbagai jenjang,” ujar Agastya.
Agastya berharap terbukanya akses layanan terhadap guru dapat meningkatkan kualitas hasil belajar siswa. (sym)
Discussion about this post