JURNALIS.co.id – PT PLN (Persero) menerapkan skema pertahanan sistem atau Defence Scheme untuk memastikan pasokan listrik ke pelanggan Konsumen Tegangan Tinggi (KTT) terjamin keandalannya. Defence Scheme telah diterapkan pada dua pelanggan industri di Kalimantan Selatan yaitu PT Indocement Tunggal Prakarsa (ITP) dan PT Sebuku Iron Lateritic Ores (SILO) sejak September 2023.
General Manager PLN Unit Induk Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban (UIP3B) Kalimantan, Abdul Salam Nganro menjelaskan PT ITP telah memanfaatkan tenaga listrik sebesar 142 juta kWh dan PT SILO sebesar 14juta kWh terhitung pada paruh awal tahun 2023.
“Kami menyadari pentingnya keandalan pasokan listrik untuk mendorong pertumbuhan industry di Kalimantan Selatan,” ungkap Salam, Rabu (22/11/2023).
Oleh karena itu, Salam mengungkapkan pentingnya penerapan defence scheme untuk menjaga keseimbangan suplai pasokan dan kebutuhan pelanggan ketika sistem kelistrikan mengalami gangguan.
“Kami dapat meminimalisir resiko padam meluas ke pelanggan dengan sistem digitalisasi menggunakan logic yang telah diatur dalam Defence Scheme,” jelas Salam.
Salam menuturkan sistem digital menggunakan logic yang bekerja pada Defence Scheme mengatur buka tutup jalur yang aman untuk menyalurkan tenaga listrik dari pembangkit hingga ke pelanggan
Selain itu juga sangat diperlukan kolaborasi dan koordinasi dari hulu hingga ke hilir. Berawal dari ketersediaan daya pasok dari pembangkit listrik hingga ketersediaan jalur penyaluran yang aman dari gangguan agar tenaga listrik tetap sampai ke pelanggan. (hen)
Discussion about this post