JURNALIS.co.id – Anak-anak Kabupaten Kubu Raya harus menjadi generasi mendunia. Maksudnya cara berpikirnya luas, melebar dan selalu menebarkan gagasan.
“Hari ini, tantangan kita adalah bagaimana menjadikan pendidikan itu adalah sesuatu mendidik pikirannya sekaligus menjadikan kekuatan menantang zaman,” kata Bupati Kubu Raya Muda Mahendrawan saat peringatan HUT PGRI ke-78 di Kecamatan Sungai Kakap, Minggu (26/11/2023).
Muda menuturkan ulang tahun PGRI memaknai sesuatu refleksi perjalanan panjang dan sekaligus menyaksikan tanggung jawab yang semakin waktu semakin luar biasa.
“Kita harus cerna dan betul-betul lakukan upaya-upaya yang benar-benar bisa membuat anak-anak ini benar-benar kokoh,” ujarnya.
Muda menjelaskan transformasi kemerdekaan belajar untuk menjadikan guru menjadi fasilitator dan motivator sekaligus juga sebagai bagian dari upaya untuk memantik gagasan ini.
“Salah satunya bagaimana kita membuat semua para pendidik, para guru ini, sekaligus menjadi bagian dari langkah-langkah untuk bisa memberikan solusi. Maka, di situlah tantangan terberat kita hari ini,” ucapnya.
Sebagai kepala daerah, Muda sangat memahami segala tantangan yang ada di masyarakat. Namun, harus terus bersemangat, meskipun beberapa hari ini banyak kegiatan.
“Semenjak masuk lagi menjadi Bupati,sekolah SMA/SMK diambil alih kewenangan, itu secara batin saya merasakan. Dulu waktu SMA masih dikelola kabupaten, saya bangun hampir kurang lebih 12 SMA/SMK yang ada Kubu Raya ini. Di Sungai Kakap, Sungai Raya ada tiga, di Kubu ada SMA dan SMK. Batu Ampar, Ambawang dan Kuala mandor,” terangnya.
Bukan soal bangunannya, kata Muda, tapi ini soal hubungan batin dan suasana. Karena waktu itu sangat bingung untuk intervensi program, tidak dibolehkan oleh aturan.
“Semua daerah kebingungan,tetapi alhamdulillah kita tidak berhenti di situ, walaupun kewenangan itu di provinsi , tetapi kita tetap terus berupaya melalui berbagai program. Karena ini masalah leadership, bagaimana anak-anak harus menjadi imajinasi, agar betul-betul untuk menancapkan daya pikir serta sebuah cita-cita yang diperjuangkannya,” katanya.
Muda menambahkan pemimpin bukan harus dari kepala daerah. Tetapi juga dari pemimpin organisasi dan di setiap level urusan masyarakat.
“Tapi jiwa-jiwanya itu yang paling penting, terutama bagaimana cara kita mendidik anak. Kita punya ikhtiar, barulah guru itu bahagia, merasa puas, kalau anak-anaknya mampu hadir sebagai pembaharu dan pemimpin di masyarakatnya, mampu membawa perubahan, mampu membawa satu yang lebih baik. Itu suatu kebanggaan dan bermakna menjadi sebagai guru,” ujarnya.
Makanya, lanjut Muda, dengan guru inilah, yakin dan percaya, keberhasilan pemimpin itu, dimulai dari generasi dan anak-anak.
“Setiap kegiatan, saya selalu hadir disekolah-sekolah. Bahkan di PAUD kita perjuangan. Sampai PAUD gebyarnya tidak dipusatkan di Kabupaten, tetapi juga di Kecamatan-kecamatan. Karena semua anak-anak paud itu berimajinasi, punya teman banyak, mereka percaya diri dan akan berpengaruh kepada mereka,” katanya
“Masalah guru ini, tidak hanya sebuat dengan kata-kata, tetapi dengan suatu pemikiran dan suatu yang enerji. Meskipun bulan desember pensiun, saya terus mendorong dan terus berupaya memotivasi, termasuk PGRI yang terus eksis di mana-mana,” timpal Muda. (sym)
Discussion about this post