JURNALIS.co.id – Salah satu orang tua murid SDN 01 Nanga Suhaid Kabupaten Kapuas Hulu keberatan dengan adanya pungutan untuk pembangunan pagar sekolah.
Salah seorang wali murid, Zainab mengatakan setiap wali siswa diminta membayar sumbangan senilai Rp65 ribu.
“Kemarin waktu penerimaan rapot ada rapat tiba-tiba untuk sumbangan pembangunan pagar sekolah. Sedangkan informasi itu baru saya terima dari ibu saya. Dikasi biaya Rp15 ribu untuk pembangunan pagar, sementara Rp50 ribu itu untuk upah tukangnya,” katanya, Rabu (20/13/2023).
Zainab mengatakan, dirinya mempertanyakan kenapa SDN 01 Suhaid yang merupakan sekolah negeri harus memungut biaya kepada wali murid.
“Coba dibayangkan pungutan biaya itu dikalikan saja dengan 100 siswa sudah berapa. Sementara ini sekolah negeri,” ujarnya.
Zainab menuturkan sepengetahuan dirinya bahwa yang namanya sekolah negeri milik pemerintah tidak pernah melakukan pungutan.
“Kalau sekolah swasta kalau ada pungutan mungkin bisa kita pertimbangkan,” ucapnya.
Zainab mengatakan, secara pribadi dirinya sangat mengeluh adanya pungutan sekolah tersebut. Mengingat dirinya merupakan seorang single parent yang memiliki anak tiga.
“Untuk biaya Rp50 ribu itu belum final dari sekolah, rencananya sekolah akan kembali melakukan rapat. Tetapi yang jelas dirinya tetap tidak menerima yang nama pungutan dari sekolah,” ungkapnya.
Sementara Usnah, Kepala SDN 01 Nanga Suhaid menyampaikan bahwa dirinya membenarkan ada meminta biaya kepada wali murid. Namun itu dilakukan sesuai aturan yakni dengan melakukan rapat komite saat rapat pengambilan rapot kemarin.
“Jadi orang tua siswa itu banyak yang setuju atas keputusan tersebut. Yang disetujui orang tua siswa itu Rp15 ribu per anak dalam waktu lima bulan.
“Kalau kita kalkulasikan kemarin itu hanya Rp9 jutaan. Murid kita sekitar kurang lebih 180 orang,” ujarnya.
Usnah menegaskan bahwa pungutan untuk pagar sekolah itu merupakan sudah kesepakatan komite bersama orang tua siswa.
“Sementara untuk sumbangan Rp50 ribu itu tidak ada. Itu baru wacana saja. Sementara uang Rp9 juta untuk membeli material itu juga belum terkumpul,” ucapnya.
Usnah mengatakan bahwa pembangunan pagar sekolah tersebut sebenarnya sangat penting. Pasalnya, sekolah mereka berada di pinggir jalan. Jika tidak dibangun pagar cukup membahayakan anak murid. Apalagi anak-anak biasanya jajan sekolah selalu ke seberang.
“Selain itu juga dengan adanya pembangunan pagar ini bisa mendukung sekolah ini dalam akreditasi, karena selama ini setiap dilakukan akreditasi kelemahan sekolah ini selalu pagar,” ujarnya.
Sementara Supardi, Ketua Komite SDN 01 Nanga Suhaid menyampaikan bahwa adanya pungutan untuk biaya pembangunan pagar sekolah tersebut tidak ada permasalahan dari orang-tua murid sejak rapat komite yang pertama. Dimana program komite sekolah salah satunya untuk pembangunan pagar.
“Maksud kami program itu dari orang tua siswa. Beberapa kali kami usulkan pembangunan pagar ini ke kabupaten belum dapat,” sebutnya.
Supardi mengatakan pihaknya ingin sekali membangun pagar sekolah, karena SDN 01 Nanga Suhaid dekat dengan jalan. Motor mobil sering lalu Lalang, sehingga bisa membahayakan anak murid.
“Jadi orang tua murid yang ada itu kurang lebih 180, semuanya sepakat untuk membantu membiayai pembangunan pagar tersebut daripada harus menunggu dari pemerintah daerah untuk membangunnya,” ujarnya.
Lanjut Supardi, jadi pihaknya bersepakat dengan orang tua siswa mengeluarkan uang sebesar Rp6,9 juta. Jika dibagi dengan jumlah orang tua murid hanya Rp15 ribu per siswa.
“Tapi itu bukan keputusan sekolah melainkan keputusan dari orang tua murid. Bahkan pada pertemuan kemarin dengan orang tua murid, mereka semua setuju dengan keputusan tersebut,” ungkapnya.
Sementara untuk sumbangan Rp50 ribu, kata Supardi, belum dilakukan karena masih terfokus dengan pembelian material saja. Namun belum dengan upahnya.
“Rencana untuk upah tukang itu, kami ingin bersepakat kalau mau orang tua murid membantu mengerjakan pembangunan pagar ini, maka orang tua murid bergotong-royong. Namun ada orang tua murid lain yang minta orang lain saja yang mengerjakannya, sementara orang tua murid yang akan memberikan upahnya sebesar Rp50 ribu karena untuk mengerjakan pagar tersebut kurang lebih 5 hari,” terangnya.
Supardi menegaskan bahwa untuk sumbangan Rp50 ribu belum ada, baru sekadar wacana. Sedangkan untuk sumbangan Rp15 ribu langsung dibayar orang tua murid saat pengambilan rapot kemarin.
“Jadi sumbangan Rp50 ribu itu baru wacana dan belum terealisasi, itu hanya baru cerita saja,” pungkasnya. (opik)
Discussion about this post