JURNALIS.co.id – Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar) periode 2018-2023, H Sutarmidji SH M Hum, mengungkapkan, masih banyak, bahkan ratusan aset Pemprov Kalbar yang dikuasai pihak lain tanpa dasar hukum yang jelas.
Hal ini disampaikan oleh Mantan Wali Kota Pontianak dua periode tersebut menjawab klarifikasi dari jurnalis.co.id terkait rumor “swastanisasi” aset di Pemprov Kalbar selama kepemimpinannya.
Bang Midji, sapaan akrabnya, melalui pesan singkatnya menjelaskan, untuk meningkatkan Pendapat Asli Daerah (PAD) salah satu potensi yang selama ini kurang jadi perhatian adalah tentang aset.
Menurutnya, masih banyak, bahkan ratusan aset Pemprov Kalbar yang dikuasai pihak lain tanpa dasar hukum yang jelas.
“Ada yg sdh sampai ke cucu yg menguasai. Sesuai konsultasi dgn Korsupgah KPK kita diminta utk menarik asset yg dikuasai mrk yg tak berhak atau tanpa alas hak. Sejak 2020 semasa jadi Gubernur saya ubah aturan ttg tarif sewa dan HGB, dlm peraturan tarif HGB dan sy pastikan tarif HGB dan sewa kita paling mahal. Pendapatan dari asset yg semula cuma 200 hingga 400 jt pertahun bisa meningkat jadi lbh 20 M bahkan tahun ini sdh diatas 30 m, bahkan klu pandai menawarkannya bisa lbh dari itu. Saya ambil contoh HGB di A. Yani hanya 1000 m tarif HGB nya 7,3 M utk 30 tahun, ada yg 1600 m eks kantor perbatasan tarif HGB nya klu tak salah lbh 10 M, di Untung Suropati yg dibilang rumah utk sy, 560 meter hrs bayar retribusi 580 jt. Jadi dimasa saya tdk sejengkalpun tanah pemprov yg dijual. Saya aja sewa utk usaha, saya bayar sesuai tarif, siapa aja klu mau silakan, bnyk asset pemprov yg di daerah strategis. klu tdk dimenej dgn baik bisa bisa dikuasai pihak lain, kan lbh baik disewakan, di HGB kan, sy malah usul bbrp lokasi tawarkan utk yg minat investasi hotel atau pusat perkantoran,” ungkap mantan dosen di Fakultas Hukum Universitas Tanjungpura dan Universitas Panca Bhakti Pontianak ini.
“Pak Rokidi ambil HGB diatas HPL utk 30 tahun, di Palapa itu ada ratusan HGB diatas HPL, dia bayar retribusi 580 an jt, lahan tetap milik pemprov. Klu kopi aming itu kerjasama dgn LHK krn bagian dari upaya utk memaksimalkan objek wisata dan Galeri, mrk sewa 496 jt utk 5 tahun. Lahan museum disewa 75 jt per tahun. Samping BPN HGB dgn tarif 7,3 M. Yg depan BPN itu HGB dgn tarif 10 m lbh. Bekas rumah disewa utk 5 tahun, sesuai tarif,” jelas mantan Kepala Daerah yang dikenal tegas ini.
Sutarmidji memastikan, rekomendasi HGB aset Pemprov Kalbar pada era kepemimpinannya ini merupakan tindak lanjut dari program koordinasi dan supervisi pencegahan korupsi (Korsupgah) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Dirinya menegaskan, tidak ada pelanggaran dalam pemanfaatan aset milik Pemprov Kalbar tersebut.
“Kan kita TL saran kosupgah KPK. Masih bnyk lagi yg sdh kita berikan HGB, krn klu dimanfaatkan ekonomi berkembang, pajak bayar, PAD meningkat, tenaga kerja terserap, hrsnye wartawan buat pencerahan bukan curige, Insya Allah sy kerja dgn aturan. Knp tdk ade yg mempermasalahkan mrk yg nempati aset pemprov tanpa retribusi. masih bnyk aset yg dikuasai pihak ke 3 tanpa alas hak,” tegas alumni Fakultas Hukum Universitas Tanjungpura dan Universitas Indonesia ini. ***
(Ndi)
Discussion about this post