
JURNALIS.co.id – Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan Kota Pontianak, Satarudin, menyampaikan protes keras atas insiden surat suara simulasi yang hanya menampilkan dua pasangan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden.
Padahal saat ini sudah ada tiga pasangan yang terdaftar sebagai peserta Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Satarudin mengingatkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk tidak main-main dalam menyelenggarakan pesta demokrasi.
“Kita protes simulasi surat suara hanya mencantumkan dua paslon saja, KPU jangan main-main harus serius,” kata Satarudin yang juga Ketua DPRD Kota Pontianak ini, pada Minggu 7 Januari 2024.
Dirinya menegaskan, dalam gelaran Pilpres 2024 diikuti oleh tiga pasangan calon. Maka seharusnya simulasi pemungutan suara pun harus menggunakan surat suara yang terdiri dari tiga kolom pasangan Capres-Cawapres.
Satarudin menekankan, dalam konteks simulasi seharusnya surat suara pilpres itu dibuat persis dengan jumlah paslon yang ada saat ini, yakni tiga pasangan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden.

“Simulasi itu latihan jadi harus mendekati kondisi real (pemilu), kalau pesertanya tiga harusnya kolom surat suara simulasi juga tiga,” tegasnya.
Satarudin meminta KPU untuk segera melakukan evaluasi serius atas insiden surat suara simulasi yang hanya menampilkan dua pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden. Ketua DPRD Kota Pontianak ini berharap, KPU tetap independen dalam kontestasi Pemilu 2024.

“KPU harus tetap independen dalam penyelenggaran Pemilu dan tidak memihak,” tegas Satarudin. ***
(R/Ndi)





Discussion about this post