JURNALIS.co.id – Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Kabupaten Kubu Raya menggelar Apel Siaga dan Launching Tempat Pemungutan Suara (TPS) Rawan, Kamis (25/01/2024) di Hotel Alimoer Kubu Raya. Apel dan peluncuran data TPS rawan tersebut menjadi wujud penguatan konsolidasi guna mensukseskan Pemilu Presiden dan Pemilu Legislatif yang akan berlangsung 19 hari ke depan.
“Apel siaga dan launching ini untuk kita sama-sama bisa memperkuat konsolidasi. Prinsipnya bahwa Bawaslu telah melakukan pemetaan untuk TPS-TPS rawan. Baik rawan dari segi distribusi logistik maupun kerawanan saat pemungutan hingga penghitungan suara,” ujar Bupati Kubu Raya Muda Mahendrawan seusai mengikuti apel siaga.
Muda mengatakan dengan adanya data TPS rawan, risiko-risiko yang muncul akan bisa ditekan seminimal mungkin. Sehingga diharapkan kualitas pelaksanaan pemilu juga dapat meningkat.
“Artinya, kita kan ingin (pemilu) berkualitas. Nah, ini menjadi tanggung jawab dari Bawaslu bersama KPU dan seluruh pemangku kepentingan daerah sampai di tingkat desa,” ucapnya.
Lebih lanjut, Muda berharap partisipasi masyarakat dalam mengikuti Pemilu 2024 juga meningkat. Peningkatan jumlah pemilih, menurutnya, akan berkorelasi dengan upaya penyelenggara pemilu dalam mencegah potensi-potensi kerawanan yang ada.
“Meskipun ada kerawanan itu, masyarakat di Kubu Raya terus diberikan edukasi dan dari seluruh elemen yang terlibat termasuk dari unsur pemerintahan dan penyelenggara pemilu,” tambahnya.
Melihat berbagai kesiapan yang telah dilakukan, Muda pun mengaku optimis Pemilu 2024 akan berlangsung sukses.
“Kita berupaya untuk memitigasi dan insyaallah semuanya siap. Baik KPU, Bawaslu, TNI-Polri, pemerintah daerah, dan para pihak terkait lainnya siap mengawal pemilu yang tenang, damai, dan bahagia,” tegasnya.
Ketua Bawaslu Kubu Raya, Encep Endan mengungkapkan pihaknya telah melakukan analisis berdasarkan pengalaman pada pemilu sebelumnya. Sehingga dinamika sosial masyarakat yang mungkin terjadi pada saat pemilu 14 Februari nanti dapat diantisipasi sedari awal.
“Kurang lebih ada 931 TPS rawan menurut hasil analisis kami dan ini potensi. Semua ini adalah potensi. Bukan berarti ke depan pasti akan terjadi. Makanya sebagai warning bagi kami di jajaran Bawaslu untuk bagaimana bisa mengawal proses tahapan penyelenggaraan pemilu ini. Dari total 1.967 TPS, sekitar 41 persen menurut hasil analisis adalah rawan. Tentu ini belajar dari pengalaman pemilu sebelumnya,” terangnya. (sym)
Discussion about this post