JURNALIS.co.id – Seusai memimpin Rapat Persiapan Kedatangan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo di Kalimantan Barat yang terjadwal beberapa hari ke depan, Penjabat Gubernur Provinsi Kalimantan Barat, dr. Harisson, M.Kes. didampingi Penjabat Walikota Pontianak, Ani Sofian bersama instansi terkait lainnya meninjau Proyek Pembangunan Duplikat Jembatan Kapuas I, pada Senin 18 Maret 2024, yang rencananya akan diresmikan oleh Presiden RI Joko Widodo beberapa hari mendatang.
Dalam kesempatan tersebut, Penjabat Gubernur Harisson menyampaikan bahwa jembatan yang memiliki panjang 430 meter dengan lebar 9 meter ini dibangun dengan menggunakan biaya sebesar Rp275,7 Miliar dan ditambah dengan APBD Kota Pontianak sebanyak 40 Miliar sehingga total anggaran yang dibutuhkan sebesar 316 Miliar dalam dua tahun pelaksanaan.
Dengan dibangunnya jembatan ini diharapkan dapat meningkatkan konektivitas dan memperlancar arus orang dan barang mengingat Jembatan tersebut merupakan jalur andalan warga Pontianak yang menghubungkan akses 2 wilayah Pontianak yang terbelah oleh sungai Kapuas.
Dengan dibangunnya duplikasi jembatan, pemerintah meyakini arus lalu lintas akan semakin lancar sehingga kemacetan lalu lintas akibat penumpukan kendaraan pada waktu tertentu khususnya pada pagi dan sore hari akan dapat teratasi.
“Jadi untuk duplikasi jembatan Kapuas 1 ini sudah 100 persen rampung, jembatan ini merupakan salah satu spot yang menjadi agenda dari rangkaian kunjungan Bapak Presiden dalam yang terjadwal tanggal 20 sampai 21 Maret 2024 di Kalimantan Barat,” jelas Pj. Gubernur usai meninjau kondisi jembatan tersebut.
Tak hanya itu, dirinya menyampaikan bahwa ada beberapa kegiatan Presiden Republik Indonesia dalam kunjungan kerja di Kalimantan Barat, salah satunya yakni meresmikan Bandara Singkawang.
“Dengan diresmikannya Jembatan Duplikasi Kapuas 1 oleh Bapak Presiden, nantinya langsung bisa difungsikan sehingga akan membawa dampak dalam mengurangi kemacetan. Kemudian di Tahun 2025 akan ada pelebaran jalan, jadi nanti jalannya menjadi lebar dan lebih layak”, ungkapnya. ***
(Adpim/irf)
Discussion about this post