JURNALIS.CO.ID – Pemerintah Kabupaten Jember, Provinsi Jawa Timur, bersama masyarakat Desa Sumberejo, Kecamatan Ambulu, menggelar Parade Pegon dan Festival Budaya Pesisir Selatan Jember pada 21 April 2024.
Acara kebudayaan dengan kearifan lokal ini rutin diadakan setiap tahun. Bahkan mampu menyedot ribuan pengunjung.
Parade Pegon atau jamak disebut Waton (Watu Ulo Pegon) adalah kebiasaan warga Desa Sumberejo, Kecamatan Ambulu dan sekitarnya. Acara ini untuk menutup Hari Raya Idul Fitri pada hari ketujuh. Dirangkai dengan makan ketupat (lontong) di pinggir pantai Watu Ulo, mengendarai Pegon (pedati/cikar).
Tahun ini, Parade Pegon juga dirangkai dengan festival budaya local. Yaitu sendratari kolosal, bertemakan Singgasana Watu Ulo.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Kadisparbud) Kabupaten Jember, Bambang Rudyanto mengatakan, parade diikuti oleh 42 pegon yang berjalan dari Balai Desa Sumberejo ke pantai Watu Ulo sejauh 6 km.
Tarian kolosal dengan tema Singgasana Watu Ulo diikuti oleh 250 penari. Mereka berasal dari murid, pelajar hingga siswa sekolah. Mulai dari tingkat Sekolah Dasar hingga Kejuruan di Kecamatan Ambulu.
Parade Pegon sudah masuk dalam agenda kegiatan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Jember. Bahkan saat ini, sedang diusulkan ke Kemenparekraf dan Kemendikbud Ristek
“Untuk menjadi even kharisma nusantara serta warisan budaya tak benda,” ucap Bambang Rudyanto dalam sambutannya
Sementara itu, Bupati Jember Haji Hendy Siswanto mengapresiasi, banyak pihak yang sudah terlibat aktif dalam penyelenggaraan acara budaya tersebut.
Festival Pegon, adalah ucapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. “Rasa syukur ditunjukkan hari ini. Setiap tahun oleh masyarakat di Watu Ulo ini. Dengan adanya kegiatan Festival Pegon, alat angkut tradisional sejak zaman dulu, tujuh hari setelah lebaran,” ucap Hendy Siswanto.
Dalam acara tersebut, ungkapan rasa syukur masyarakat diaplikasikan dengan membuat gunungan dari hasil bumi. PBerupa hasil pertanian. Juga diadakan siraman (memandikan) sapi oleh Hendy Siswanto. Itu sebagai simbol membersihkan hasil ternak penduduk sekitar dari balak (bencana).
Sebelumnya, Dinparbud Jember bersama BPBD, Komunitas Pokdarwis, warga sekitar, membersihkan area pantai (cleanup beach) dari sampah-sampah. Sehingga saat acara, panggung undangan yang menghadap Laut Selatan dan arena atraksi sendratari di atas pasir laut, tampak bersih.
Acara berlangsung hingga selesai dengan sukses. Stan UMKM-UMKM, pedagang dadakan, warung-warung laris manis. Menjelang siang terlihat beberapa pengunjung mulai meninggalkan lokasi, pantai Watu Ulo, untuk menantikan acara yang sama tahun depan. (Sgt)
Discussion about this post