JURNALIS.CO.ID – Sejumlah kelompok tani di Kabupaten Kayong Utara berharap pelaksanaan pilkada serentak 2024 pada 27 November mendatang berjalan sejuk dan damai.
Ketua kelompok tani “Surya Tani”, Muhamad Syahdiman mengungkapkan, banyak antar kelompok tani yang sampai hari ini tidak saling menegur sapa lantaran berbeda pilihan politik pada saat pemilihan legislatif (pileg) yang lalu.
Syahdiman berharap, kondisi ini tidak terulang lagi dalam pilkada mendatang, ia pun berharap supaya kelompok tani tidak ikut dipolitisasi.
“Tidak menutup kemungkinan, buruh tani atau kelompok tani akan menjadi sasaran dalam mencari dukungan untuk mendulang suara pada pilkada nanti,” ucap Syahdiman Rabu (24/07/2024).
Lebih lanjut ia melihat, sudah banyak baliho-baliho yang terpasang di jalan poros Kabupaten Kayong Utara, menurutnya, baliho itu pasti dipasang oleh pihak yang berkepentingan untuk mencari dukungan dan simpati masyarakat.
“Mencari dukungan untuk mendulang suara terhadap buruh tani atau kelompok tani itu sah saja, dan tidak masalah, namun janganlah memainkan isu SARA, berita hoax atau sejenisnya sehingga akan menimbulkan perpecahan diantara buruh tani atau kelompok tani,” katanya.
Ia bercermin dari pelaksanaan pileg yang lalu, buruh tani atau kelompok tani banyak menerima bantuan sesaat oleh pihak yang berkepentingan untuk mencari dukungan guna mendulang suara.
“Terjadi perpecahan diantara buruh tani atau kelompok tani dikarenakan beda pilihan caleg kemarin, dan hal tersebut masih dirasakan hingga saat ini,” terang Syahdiman.
Menurut dia, buruh tani atau kelompok tani boleh berbeda pilihan dalam memilih perwakilan, yang dipercaya dapat membawa perubahan untuk Kabupaten Kayong Utara lebih maju kedepannya.
“Nah, kami berharap dalam pilkada mendatang supaya tidak terjadi lagi, kami berharap semua berjalan damai dan sejuk,” harapnya.
Lebih lanjut, ia berpendapat, demokrasi di Kabupaten Kayong Utara masih bersifat pragmatis, sehingga terjadi pengelompokan dalam dukung-mendukung.
“Sekali lagi ya, kami berharap kita (kelompok tani) jangan karena berbeda pilihan, kita tidak bertegur sapa, kalau politik sudah selesai, ya kita kembali seperti biasa, dan berbeda pilihan itu biasa,” tutup Syahdiman. (Bak)
Discussion about this post