JURNALIS.CO.ID – Festival Senandung Dewi Hyang Argopuro di Desa Arjasa, Kecamatan Arjasa, Kabupaten Jember, Provinsi Jawa Timur resmi digelar, pada Minggu (15/09/2024) siang.
Kegiatan yang merupakan kolaborasi Disparbud Kabupaten Jember, Kemenparekraf dan Pokdarwis Arjasa itu digelar selama dua hari, Sabtu dan Minggu, tanggal 14 – 15 September 2024.
Festival ini dibuka oleh Bupati Jember, Hendy Siswanto di Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang sudah berganti nama Kampoeng JFC.
“Pesan dari Pak Mentri, Menparekraf, Festival Hyang Argopuro Festival ke-8 ini bisa ditindaklanjuti di tahun-tahun mendatang dengan lebih bermutu, lebih mencengkeram dan bermutu lagi,” ucap Hendy Siswanto dalam sambutannya.
Hendy berharap, ke depan Festival Hyang Argopuro bisa lebih besar bisa seperti Jember Festival Carnival (JFC). “Kami berharap seperti JFC sehingga menjadi daya tarik setiap tahunnya di kabupaten Jember,” tutup Hendy.
Pada hari pertama festival, dilaksanakan upacara adat Mendak Tirta Manggala Hyang, yang berlangsung di Sendang (sumber air) Tirta Amerta Rajasa, Desa Arjasa.
Mendak Tirta Manggala Hyang merupakan prosesi pengambilan air suci untuk pembersihan dan penyucian diri. Ritual ini dimulai dengan berdoa, yang diiringi dengan tabuhan musik tradisional.
Sedangkan Sendang Tirta Amerta Rajasa merupakan patirtaan peninggalan hindu jawa kuno sejak tahun 600 saka, untuk keperluan melukat atau menyucikan diri bagi umat Hindu. Di sendang ini juga terdapat peninggalan beberapa batu dari zaman megalitikum.
Kepala Disparbud Jember, Bambang Rudianto menyampaikan, Desa Wisata Arjasa merupakan salah satu dari enam desa yang dinobatkan oleh Kemenparekraf RI untuk menyelenggarakan Senandung Dewi (Semarak Even Unggulan di Desa Wisata)—yang merupakan langkah Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno, untuk menarik lebih banyak kunjungan wisatawan ke desa wisata.
“Dalam rangkaian festival ini juga ditampilkan tarian Ta’Butaan yang sudah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda,” ujar Rudianto.
Selain itu, juga terdapat sajian unik berupa nasi gudug, kuliner khas Desa Arjasa, berupa nasi dengan sari daun gempol, disajikan dengan aneka sayuran seperti nangka muda, kacang panjang serta daun singkong.
Dengan teknik memasak warisan leluhur warga Desa Arjasa, daun gempol yang banyak ditemui di pematang sawah ini dapat menyembuhkan tumor, bisul serta wasir, diolah menjadi menu makanan yang lezat.
“Rasanya sangat khas, anda harus ke Desa Arjasa untuk menikmati Nasi Gudug ini,” ajak Rudianto. (Sgt)
Discussion about this post