JURNALIS.co.id – Calon Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar) nomor urut 1, Sutarmidji menghadiri kampanye terbuka yang digelar pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Bengkayang nomor urut 2, Sebastianus Darwis-Syamsul Rizal di Wisata Mangrove Permata Teratai, Desa Karimunting, Kecamatan Sungai Raya Kepulauan, Kabupaten Bengkayang, Minggu (06/10/2024).
Kampanye yang digelar di pinggir pantai Karimunting itu, dihadiri ratusan masyarakat, dan diisi dengan hiburan musik. Calon Wakil Bupati Bengkayang urut 2, Syamsul Rizal dalam orasinya menyampaikan, kedatangan dirinya bersama Sutarmidji di acara tersebut, adalah untuk mengabarkan bahwa mereka kembali mencalonkan diri sebagai kepala daerah.
“Saya datang dengan Pak Sutarmidji berkabar, dan minta tolong. Saya sebagai pasangan Pak Darwis sebagai calon bupati, dan wakil bupati. Lalu Pak Sutarmidji, dan Didi Haryono sebagai gubernur, dan wakil gubernur. Kami berharap bapak ibu memilih kami pada Pilkada mendatang. Insyaallah tanggal 27 November, Pak Sutarmidji menjadi Gubernur Kalbar lagi,” ucap Syamsul Rizal yang kemudian disambut riuh dukungan masyarakat.
Kader Partai Golongan Karya (Golkar) itu juga turut memperkenalkan wakil Sutarmidji yakni Didi Haryono. Didi yang merupakan mantan Kapolda Kalbar tahun 2017-2020 itu, menurutnya bukan orang lain di wilayah Singkawang, Bengkayang, dan Sambas (Singbebas).
“Wakil Pak Midji ini, Pak Didi Haryono, itu tembuni-nya di Sambas, dan besarnya di Singkawang (pantura). Artinya orang kita, kita harus siap mendukung orang kita jadi wakil gubernur Kalbar. Kalau Pak Midji sekali lagi jadi gubernur, pengganti Pak Midji adalah Pak Didi, orang kita, mau atau tidak orang kita jadi gubernur Kalbar,” kata Rizal.
Salah satu alasan masyarakat di Karimunting harus memenangkan Midji-Didi, dikatakan Rizal adalah karena keduanya memiliki perhatian yang besar terhadap ekosistem mangrove di daerah tersebut. Ke depan, wisata mangrove yang ada di Desa Karimuntinga kan dikembangkan menjadi objek wisata yang representatif. Sehingga akan berdampak pada perkembangan wilayah, serta mampu meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar.
“Kami mohon keinginan masyarakat kami menyelesaikan program wisata, yang akan dikembangkan ternak kepiting, dan ikan bandeng, itu menjadi keinginan, dan disini menjadi (salah satu) objek wisata di Kabupaten Bengkayang,” harapnya.
Untuk itu, Rizal mengajak masyarakat menyolidkan suara untuk paslon gubernur, dan wagub Kalbar nomor urut 1. Jangan sampai, lanjut dia, masyarakat hanya terbuai janji dari paslon yang lain, dan ketika terpilih justru janji tersebut tidak pernah ditepati.
“Kita harus solidkan suara kita, kalau ini akan dibangun tempat wisata, kita perlu memilih (cagub) nomor 1. Dimana setiap yang menjadi kebutuhan masyarakat, khususnya Kabupaten Bengkayang, Pak Midji, dan Pak Didi akan selalu berdiri didepan,” pungkasnya.
Di tempat sama, Calon Gubernur Kalbar nomor urut 1, Sutarmidji menyampaikan komitmennya mendukung pengembangan wisata mangrove di Karimunting. Ia berharap masyarakat di sana bisa mengelola kawasan mangrove dengan baik. Jangan sampai kawasan mangrove yang ada diambil alih atau menjadi konsesi yang dikuasai korporasi.
“Maklum karena sekarang, dan ke depan itu ada namanya ekonomi karbon. Mangrove ini karbonnya jauh lebih besar dibandingkan hutan jenis lain,” ungkapnya.
Gubernur Kalbar periode 2018-2023 itu lantas mencontohkan pengelolaan kawasan gambut yang sudah baik di Desa Wisata, Sungai Kupah, Kabupaten Kubu Raya. Di sana, disebutkan dia, sudah ada inovasi menanam mangrove secara online. Sehingga orang dimanapun berada, bisa berkontribusi dalam penanaman mangrove, dan menjaga lingkungan di sana.
“Sekarang orang Amerika bisa menanam mangrove (di Sungai Kupah) hanya melalui aplikasi, hanya bayar Rp2.500 kemudian nanti diberikan titik koordinat mangrove. Saya berharap di sini pun pengelolaannya harus bisa seperti itu, sudah lebih sembilan ribu orang luar (Kalbar) menanam mangrove di Sungai Kupah,” terangnya.
Midji-sapaan karibnya menyarankan agar wisatawan mau datang, dan selalu ingin kembali ke sana, harus dibuat inovasi-inovasi. Seperti misalnya setiap tamu yang datang bisa membuat label nama di pohon mangrove.
“Kalau ada tamu dibuatkan label nama. Saya datang dibuat label, pohon dikasih nama saya, nanti anak saya datang, cabangnya dikasih nama dia, nanti cucu saya datang rantingnya dikasih nama dia, supaya kawasan ini nanti banyak yang datang,” paparnya.
Dengan demikian, ia yakin kawasan tersebut akan sering dikunjungi. Sehingga akan ada dampak ikutannya, seperti kuliner, produk-produk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) setempat, dan lainnya.
“Insyallah kalau saya menjadi gubernur saya akan bantu untuk pengembangan kawasan ini menjadi kawasan wisata yang nyaman,” katanya.
Midji menegaskan bahwa dirinya memang sangat konsen, dan perhatian terhadap kelestarian hutan mangrove. Apalagi provinsi ini memiliki potensi sangat besar, dengan memiliki sekitar 108.000 hektare hutan mangrove. Yang tersebar di beberapa kabupaten seperti Bengkayang, Mempawah, Kubu Raya dan Ketapang.
“Itu harus kita jaga. Sekarang orang berebut mendapatkan konsesi pengelolaan mangrove karena bisa dijual karbonnya, ada ekonomi karbon. Sehingga di Pontianak itu ketika saya jadi wali kota semua pohon saya masukkan dalam satu aplikasi, di situ karbonnya ketahuan, berapa biomassa, berapa CO2-nya, bisa dihitung. Ketika kita bisa menghitung itu, maka kita bisa bernegosiasi,” tutupnya. (m@nk)
Discussion about this post