JURNALIS.CO.ID – Universitas Nahdlatul Ulama Kalimantan Barat (UNU Kalbar) dan Universitas Panca Bhakti (UPB) Pontianak menggelar monitoring dan evaluasi (monev) internal Program Penelitian dan Prototipe BIMA yang didukung Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek).
Acara yang berlangsung pada Sabtu, 2 November ini, menghadirkan Rusdi Kurnianto sebagai asesor untuk mengawal dan menilai perkembangan penelitian dosen penerima hibah dari dua universitas tersebut.
Kegiatan monev ini mencakup beberapa penelitian dengan fokus yang berbeda. Dari Program Studi Manajemen UNU Kalbar, tim yang dipimpin Hamzah Tawil mengembangkan model eduwisata berkelanjutan berbasis budidaya lebah madu kelulut di Kabupaten Kubu Raya. Penelitian ini tidak hanya bertujuan untuk memajukan sektor pariwisata lokal namun juga meningkatkan ekonomi masyarakat serta pelestarian lingkungan.
Di bidang agribisnis, tim yang diketuai Nidya Ramdhani Putri meneliti dampak regenerasi petani terhadap ketahanan pangan di Kalimantan Barat.
“Regenerasi petani menjadi isu krusial. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan strategi efektif menjaga keberlanjutan pangan lokal,” ujar Nidya.
Selain itu, Norman Hariyanto dari Program Studi Sistem Informasi bersama timnya mengembangkan alat berbasis Internet of Things (IoT) untuk deteksi dini kebakaran hutan dan lahan, merespon tingginya potensi kebakaran di wilayah Kalbar.
Pihak Kemdikbudristek menyampaikan, Monev ini merupakan upaya pengendalian mutu, memastikan penelitian sejalan dengan sasaran yang ditetapkan. Melalui evaluasi ini, diharapkan setiap penelitian dapat memberikan manfaat optimal bagi masyarakat.
UNU Kalbar dan UPB berkomitmen mendukung penelitian yang berkontribusi pada kemajuan pengetahuan dan teknologi, serta berpotensi memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat Kalimantan Barat. Program penelitian ini diharapkan mendorong dosen dan mahasiswa menghasilkan inovasi yang aplikatif demi kemajuan ilmu pengetahuan di Indonesia. (**)
Discussion about this post