JURNALIS.co.id – Calon Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar) nomor urut 1, Sutarmidji menggelar sosialisasi sekaligus kampanye dialogis di Desa Tanjung Tengang, Kecamatan Nanga Pinoh, Kabupaten Melawi, Selasa (12/11) malam. Di sana, Sutarmidji disambut antusias ratusan masyarakat dari berbagai latar belakang etnis, dan agama yang ada di Kabupaten Melawi.
Gubernur Kalbar periode 2018-2023 itu mengungkapkan, dunia pendidikan menjadi sangat penting diperhatikan dibanding sektor-sektor lainnya. Karena ketika Sumber Daya Manusia (SDM) baik, maka kehidupan masyarakat akan terus baik ke depannya. Untuk itu, ia berpesan, apapun kondisi ekonomi masyarakat, anak-anak mereka jangan sampai putus sekolah. “Insyaallah pendidikan itu penting, saking pentingnya periode pertama saya bangun 69 (unit) SMA/SMK baru. Supaya anak-anak kita bisa sekolah,” ungkapnya.
Pembangunan unit-unit sekolah baru dikatakan dia, akan terus berlanjut di periode kedua nanti. Midji-sapaan karibnya menargetkan akan membangun sebanyak 100 unit SMA/SMK baru lagi untuk lima tahun ke depan. “Terus (kebutuhan) guru-gurunya saya sudah berbicara dengan beberapa pimpinan perguruan tinggi, nanti anak-anak FKIP Untan, STKIP, Universitas PGRI, dan lainnya ketika mereka semester tujuh masuk semester delapan, KKN mereka yang mengajar (SMA/SMK). Nanti di sekolah tersebut, setiap enam bulan kita ganti (gurunya), karena mereka sudah menyelesaikan KKN (Kuliah Kerja Nyata), enam bulan,” paparnya.
Selain itu, Midji juga telah mencari solusi permasalahan zonasi yang kerap dikeluhkan masyarakat selama ini. Salah satu caranya dengan membuat sekolah-sekolah filial. “Ada beberapa sudah kami (pemprov) buat percontohan, sekolah induknya di kecamatan, jadi lima kelas di kecamatan, satu kelas, satu kelas ada di masing-masing desa, punya kelas 1, 2, 3. Supaya anak yang tidak memiliki kendaraan bisa tetap sekolah,” katanya.
Selama ini lanjut dia, kebanyakan pelajar di desa yang jauh dari sekolah, karena tidak punya kendaraan mereka harus jalan kaki, hingga menempuh waktu berjam-jam. Mereka yang tidak kuat akhirnya tidak sekolah.
“Itu yang menyebabkan kita (Kalbar) tertinggal dari sisi SDM, saya tidak mau. Saya tidak mau kegiatan pembangunan di Kalbar ini, investor masuk tapi masyarakat Kalbar jadi penonton, itu tidak boleh, harus kita akhiri, sehingga nanti kita akan bangun pusat sertifikasi keahlian,” pungkasnya. (m@nk)
Discussion about this post