JURNALIS.co.id – Sejumlah perwakilan mahasiswa memilih walk out saat pernyataan sikap terkait Pilkada Kalbar 2024 yang digelar oleh Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Kalbar di Bundaran Tugu Digulis Pontianak, Sabtu (23/11/2024) sore.
Mereka yang keluar dari aksi itu di antaranya perwakilan dari BEM Poltekkes, Universitas PGRI, Stikes Yarsi, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) dan Universitas Panca Bhakti (UPB) Pontianak.
Presiden Mahasiswa Poltekkes Pontianak, Rifan menyampaikan kekecewaannya lantaran aksi tersebut terindikasi disusupi kepentingan salah satu calon yang ingin menumbangkan calon lain dengan tudingan keterlibatan masalah hukum. Hal ini termasuk dalam kampanye hitam.
“Di paragraf ketiga pernyataan itu ada kejanggalan. Saya rasa dalam deklarasi ini adanya politik praktis. Mengarah pada tuduhan kasus hukum salah satu paslon,” katanya.
Rifan menegaskan, deklarasi Aliansi BEM se-Kalbar ini telah dicederai kepentingan politik praktis. Maka itu, Rifan dan BEM Poltekkes menolak untuk ikut terlibat dalam aksi tersebut.
“Kami keluar dari deklarasi ini. Karena hari ini aliansi ini telah dicederai,” ujarnya.
Sementara itu, perwakilan BEM UPB, Villa Vita Sari mengungkapkan keputusan walk out atau keluar dari deklarasi itu, karena tak ingin ikut digembosi kepentingan politik salah satu calon tertentu.
“Kami merasa bahwa salah satu poin dalam deklarasi ini mengandung politik praktis dan ini mencederai. Kami tak mau mencederai nama baik kampus kami,” ujarnya.
Sementara itu, pada salah satu poin deklarasi tersebut tepatnya di paragraf ketiga, menyebutkan bahwa:
“Kami juga mendukung penuh Polda Kalbar untuk menuntaskan kasus-kasus korupsi yang belakangan telah menjadi isu panas di Kalimantan Barat. Transparansi dan penegakan hukum adalah tuntutan kami, agar tidak ada calon yang melangkah ke Pilkada ini dengan beban tersembunyi”.
Poin inilah yang dikritisi para perwakilan BEM. Pasalnya belakangan ini, salah satu Cagub yakni nomor urut 2, Ria Norsan tengah dihantam tuduhan kasus hukum yang padahal telah inkrah dan dia terbukti tak bersalah. Isu yang digoreng oleh media itu, sengaja digulirkan di masa akhir kampanye menjelang masa tenang. Praktik kotor ini terindikasi kuat untuk melemahkan Ria Norsan. (m@nk)
Discussion about this post