JURNALIS.CO.ID– SIAGA 98 (Simpul Aktivis Angkatan 98) mendukung penyidikan yang dilakukan KPK terkait dugaan tindak pidana korupsi dana Corpore Social Responsibility (CSR) di Bank Indonesia.
Koordinator SIAGA 98 Hasanuddin berharap KPK mengusut tuntas tidak hanya pada realisasi anggaran CSR tersebut, tetapi juga pada pengambilan kebijakan keputusan alokasi anggaran.
“Sebab dengan mengusut pada kebijakan alokasi anggaran tersebut, dapat ditemukan apakah ada pejabat di Bank Indonesia yang terlibat,” ungkap Hasanuddin dalam keterangan pers yang diterima redaksi Rabu, 18 Desember 2024.
Menurutnya, hal demikian penting untuk mengungkap tuntas kasus tersebut. Jika hanya pada realisasi, ia khawatir akar nya tidak tuntas, karena terbatas pada Satker CSR semata.
“Apalagi diduga juga melibatkan Anggota DPR RI, tentu saja tidak teknis urusannya,” ujarnya.
Hasanuddin berharap dengan pengusutan tuntas tentunya akan memperbaiki tata kelola penggunaan dana CSR BI dan memulihkan citra Bank Indonesia dari upaya intervensi yang korup.
“Kami berharap KPK dapat menemukan bukti yang cukup adanya intervensi ini, kami berharap KPK tidak terpengaruh dengan opini yang dibangun Gubernur Bank Indonesia (Perry Warjiyo) yang mengatakan bahwa isu penggeledahan Kantor Pusat BI karena dugaan korupsi ini dapat mempengaruhi nilai tukar rupiah karena pasa sensitif terhadap peristiwa ini,” ujarnya.
Lebih dari itu, menurutnya terkait penegakan hukum yang sedang ditangani KPK saat ini, ia menduga BI sedang membentengi dirinya dalam bentuk lain.
“Justeru Korupsilah yang membuat ketidakpastian pasar. Karena itu kami berharap BI bersikap tegas terhadap pejabatnya yang di duga korup, dengan cara ini pasar akan percaya BI memiliki integritas,” tutupnya (rdh).
Discussion about this post