JURNALIS.co.id – Manajemen PLN Unit Induk Pembangunan Kalimantan Bagian Barat (PLN UIP KLB) menghadiri dan menyaksikan grand opening dan peresmian gerai Disabilitas Make Up Artist (D’MUA) Community dan Satu per Dua Kopitiam Express di Komplek GOR Pangsuma Pontianak, Jumat (20/12/2024).
Turut hadir Senior Manager Keuangan, Anggaran dan Umum PLN UIP KLB, Sandy Nurdiana dan Ketua Srikandi PLN UIP KLB, Emma Nurzayanti dan Pembina Yayasan Parapreneur Indonesia Bahagia, Mustaat Saman.
Para tamu yang hadir berkesempatan mencicipi kopi yang diracik dan disajikan para barista Satu per Dua Kopitiam yang merupakan penyandang disabilitas. Mereka sangat piawai dalam meracik kopi karena telah dibekali keterampilan. PLN UIP KLB terlibat dalam membantu menyediakan pelatihan untuk para barista ini. Tidak hanya barista tapi juga para penyandang disabilitas yang memiliki potensi sebagai make up artist (MUA) juga diberikan pelatihan terkait.
Bahkan sebelumnya Srikandi PLN UIP KLB bersama dengan Yayasan Parapreneur Indonesia Bahagia menginisiasi dibentuknya Disabilitas Make Up Artist (D’MUA) Community melalui program PLN Peduli khususnya dalam menciptakan kesempatan yang lebih baik bagi penyandang disabilitas melalui program Woman Support Woman.
Sebelumnya pada 26 Agustus 2024 yang lalu, PLN UIP KLB bekerja sama dengan Yayasan Parapreneur Indonesia Bahagia menginisiasi sebuah program yang memberikan pelatihan keterampilan dan motivasi bagi para penyandang disabilitas.
Program ini tidak hanya berfokus pada pengembangan keterampilan di bidang barista dan make-up artist, tetapi juga memberikan akses peralatan usaha yang dapat membantu mereka untuk meraih kemandirian ekonomi.
“Dalam program tersebut, kami memberikan pelatihan kepada dua kelompok yang masing-masing terdiri dari 30 orang, dimana mereka dilatih untuk menjadi seorang barista profesional dan make-up artist. Selain itu, PLN juga memberikan bantuan berupa 30 set alat make-up dan satu set mesin pembuat kopi untuk mendukung usaha mereka,” ungkap Sandy Nurdiana.
Dia memuji upaya keras dari Yayasan Parapreneur Indonesia Bahagia, khususnya dalam bimbingan yang diberikan oleh Musta’at Saman, akhirnya dapat melihat hasil nyata dari kerjasama ini.
“Dengan bangga kami menyaksikan terbentuknya gerai D’MUA Community yang tidak hanya menjadi tempat sekretariat bagi komunitas penyandang disabilitas, tetapi juga menjadi ruang yang menginspirasi bagi banyak orang. Gerai ini sekaligus menjadi tempat pelatihan dan motivasi bagi mereka untuk terus berkembang dan mandiri,” kata Sandy.
Dia berharap dengan dibukanya Satu per Dua Kopitiam Express, maka semakin banyak peluang bagi anggota komunitas untuk berinteraksi, berbagi pengalaman, dan mengembangkan usaha mereka. Oleh karena lokasi yang strategis di kompleks GOR Pangsuma Kota Pontianak ini diharapkan menjadi pusat kegiatan yang dapat mendukung proses pengembangan keterampilan dan usaha para penyandang disabilitas.
Pembina Yayasan Parapreneur Indonesia Bahagia Mustaat Saman menyampaikan dengan peresmian gerai ini membuktikan kepada PLN Peduli dan Srikandi PLN bahwa pelatihan yang sebelumnya telah diberikan kepada para penyandang disabilitas langsung diaplikasi atau mereka bisa langsung mengaktualisasikan di gerai ini.
“Lewat program PLN Peduli sangatlah membantu kami. PLN telah membuktikan dengan melakukan inklusi para penyandang disabilitas dengan memberikan kesempatan. Mereka bisa menjadi make up artist, mereka bisa menjadi barista.
Jadi stop menjadikan disabilitas itu paradigma miskin, minta dikasihani, minta dipahami. Hanya saja memang perlu difasilitasi atau mempertemukan penyandang disabilitas dengan yang peduli dengan penyandang disabilitas,” ujar Musataat Saman.
Menurutnya Yayasan Parapreneur Indonesia Bahagia telah melakukan klaster dari para penyandang disabilitas ini sesuai dengan keahliannya. Ada yang nantinya akan diarahkan keterampilan nuntuk bidang pertanian, peternakan dan lainnya, sehingga kedepannya para penyandang disabilitas kian mandiri.
Pembina D’MUA Community Linda Fardini menyampaikan ungkapan terima kasih kepada PLN Peduli dan Srikandi PLN yang telah mendukung penyandang disabilitas untuk berkarya sebagai MUA. Dia mengakui sebagai penyandang disabilitas sempat mengalami diremehkan, padahal mereka bisa bekerja sebagai MUA seperti orang-orang pada umumnya.
“Kita akui kendala kita juga adalah modal. Dengan bantuan peralatan make up yang diberikan PLN Peduli dan pelatihan yang diberikan sangat membantu saya dan teman-teman. Kami jadi lebih bersemangat untuk bekerja sebagai MUA. Dengan hadirnya galeri D’MUA Community di Kawasan GOR ini juga membantu promosi kehadiran kami ke masyarakat luas,” ungkap Linda. (hen)
Discussion about this post