
JURNALIS.co.id – Orangtua salahsatu siswa eligible di Kalimantan Barat (Kalbar) berinisial WN mempertanyakan kinerja Panitia Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) yang dinilainya diskriminasi.
Pasalnya, dari 90 sekolah di Kalbar yang belum selesai menginput dan finalisasi data, hanya SMA 1 Mempawah yang dinyatakan lolos semua. Padahal ada 7 siswa di sekolah tersebut yang sebelumnya gagal masuk dalam Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS). Ini berdasarkan pemberitaan di media massa.
“Yang 89 sekolah lainnya tidak lolos ? Padahal kasusnya sama, tidak tuntas menginput data siswa yang eligible. Seharusnya tidak ada diskriminasi, lolos semua,” ungkapnya.

“Siswa yang terpilih sebagai “eligible” biasanya punya rekam jejak akademik yang bagus dan dianggap memiliki potensi tinggi untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, seharusnya diperjuangkan semua,” tambahnya.
Sebelumnya, Pj Gubernur Kalbar Harisson mengatakan, ada 90 sekolah yang belum selesai menginput dan finalisasi data sekolah, dari 893 jumlah sekolah SMA, SMK, MA negeri dan swasta yang ada di Kalbar.


Sebagai orangtua siswa, dirinya juga meminta Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Barat, Rita Hastarita, terbuka dan transparan kepada publik, menjelaskan, kenapa hanya SMAN 1 Mempawah yang bisa lolos, padahal kasusnya sama.
“Kadis Diknas Kalbar harus menjelaskan ke publik, kenapa hanya SMAN 1 Mempawah yang lolos ?, padahal sekolah yang kasusnya sama juga mengajukan ulang siswanya yang gagal finalisasi, tapi tidak lolos,” ujarnya.
Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS) sendiri adalah sistem yang digunakan untuk menyimpan rekam jejak kinerja sekolah dan nilai rapor siswa yang memenuhi syarat untuk mendaftar Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP). Siswa eligible otomatis ditolak SNBP jika tidak masuk PDSS.
(R/Ndi)


Discussion about this post