
JURNALIS.CO.ID – Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyelenggarakan Musyawarah Daerah (Musda) XI pada Minggu, 18 Mei 2025.
Acara dibuka langsung oleh Ketua Umum DPP Partai Golkar, Bahlil Lahadalia, dengan agenda utama pemilihan Ketua DPD Golkar DIY periode 2025–2030.
Dalam sambutannya, Bahlil menegaskan bahwa Musda tidak hanya sekadar memilih pemimpin baru, tetapi juga menjadi forum strategis untuk menyusun arah kebijakan partai ke depan.

“Musda harus melahirkan tiga keputusan penting: laporan pelaksanaan program, rekomendasi internal dan eksternal, serta penetapan ketua dan formatur. Ini momentum evaluasi dan pemetaan strategi ke depan,” ujarnya.
Ia memberikan apresiasi terhadap kinerja Ketua DPD sebelumnya, Gandung Pardiman, yang berhasil meningkatkan jumlah kursi Golkar di DPRD DIY dari 5 menjadi 6, serta menambah 5 kursi di DPRD kabupaten/kota.
Tak hanya itu, Partai Golkar juga memenangkan 4 dari 5 calon kepala daerah yang diusung dalam Pilkada sebelumnya.
Meski demikian, Bahlil menekankan pentingnya peningkatan capaian oleh kepengurusan baru.

“Kalau pengurus yang baru tidak bisa melampaui capaian sebelumnya, berarti tidak ada kemajuan,” tegasnya.
Bahlil juga menyinggung pentingnya reformasi sistem politik nasional agar demokrasi tidak menjadi beban yang mahal bagi negara dan rakyat.
“Demokrasi kita terlalu mahal, dan ini bisa menjadi hambatan untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur. Kami sedang merumuskan reformasi sistem ini,” jelasnya.
Menjelang Pemilu 2029, Bahlil mengingatkan bahwa 73 persen pemilih akan berusia antara 17 hingga 50 tahun, sehingga Golkar harus mampu menyesuaikan strategi komunikasi politiknya dengan tren digital dan media sosial.
“Setelah Musda provinsi ini, segera lakukan Musda di tingkat kabupaten/kota hingga desa. Jangan biarkan kantor partai di kecamatan hanya jadi pajangan papan nama,” tandasnya.[rdh]

Discussion about this post