
JURNALIS.CO.ID – Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono, menekankan pentingnya budaya Melayu sebagai bagian yang hidup dalam keseharian masyarakat, bukan sekadar simbol atau atribut dalam kegiatan seremonial.
Hal itu ia sampaikan saat menghadiri acara pengukuhan pengurus Dewan Pengurus Daerah (DPD) Majelis Adat Budaya Melayu (MABM) Kota Pontianak periode 2025–2030, yang berlangsung di Hotel Grand Mahkota, Sabtu (14/6/2025).
Dalam kesempatan tersebut, Edi yang didampingi sejumlah tokoh senior MABM menyampaikan harapan agar kepengurusan baru dapat menghidupkan nilai-nilai budaya Melayu secara lebih luas dan mendalam dalam kehidupan masyarakat.
“Selama ini, kebudayaan Melayu yang kita rasakan masih sebatas pakaian adat yang dikenakan dalam acara resmi maupun nonformal. Ke depan, kita perlu kolaborasi untuk memperkuat identitas budaya ini, tanpa mengurangi semangat toleransi yang sudah terjaga,” ujarnya.
Edi juga menyinggung capaian Kota Pontianak dalam Indeks Kota Toleran 2024, di mana kota ini menempati peringkat ke-22 secara nasional dan ke-9 untuk wilayah luar Pulau Jawa.
Menurutnya, ini merupakan indikator positif bahwa masyarakat Pontianak telah mampu hidup dalam keberagaman dengan harmonis.
“Ciri kota toleran itu ya bagaimana kita bisa menerima semua kalangan, baik dari sisi suku maupun agama. Di Pontianak, pelaksanaan ibadah berjalan baik dan tidak banyak menimbulkan persoalan. Namun, kita tetap perlu memperkuat simbol-simbol budaya dan agama agar lebih hidup,” jelasnya.

Ia juga menggarisbawahi pentingnya pelestarian berbagai agenda budaya yang telah menjadi kekayaan lokal, seperti Gawai Dayak, Naik Dango, dan Cap Go Meh.
Menurutnya, kegiatan-kegiatan tersebut bukan hanya mempererat kebersamaan, tetapi juga memberikan kontribusi terhadap perputaran ekonomi.
Menyambut Pontianak sebagai tuan rumah Festival Adat Budaya Melayu tahun depan, Edi berharap MABM Kota Pontianak mampu menggelar agenda berskala besar yang tidak hanya dikenal secara lokal, tetapi juga di tingkat nasional bahkan internasional.
“Kita harap pengurus MABM bisa mendesain agenda budaya yang lebih semarak dan berdampak besar. Ini adalah pekerjaan rumah yang harus segera dimulai sejak sekarang,” pesannya.
Menutup sambutannya, Edi mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk terus menjaga keharmonisan, memperkuat budaya, dan bersama-sama mewujudkan Kota Pontianak yang damai dan membahagiakan bagi semua warganya.
“Sehingga Pontianak menjadi kota yang aman dan damai bagi siapapun,” pungkasnya.[rdh]
Discussion about this post