
JURNALIS.CO.ID – Universitas Nahdlatul Ulama Kalimantan Barat (UNU Kalbar) kembali menorehkan prestasi di kancah internasional.
Salah satu dosennya, Marhamah, ME, tampil sebagai pembicara dalam International Conference on Mazhab Syafi’i in the Digital Era yang digelar di Universiti Islam Sultan Sharif Ali (UNISSA), Brunei Darussalam, pada 3–4 Juni 2025 lalu.
“Alhamdulillah, saya mewakili UNU Kalbar untuk tampil sebagai pemateri di acara konferensi internasional itu. Tentu ini sebuah kebanggaan dan kiprah UNU Kalbar di dunia internasional,” ujar Marhamah saat ditemui di kampusnya, Senin (23/6/2025).
Dalam forum yang berlangsung di International Convention Centre (ICC) UNISSA tersebut, Marhamah yang juga menjabat sebagai Ketua Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi memaparkan hasil penelitiannya yang berjudul Economic Development of Independent Pondok Pesantren Mambaul Khairat of Mazhab Syafi’i from Sustainable Development Growth Perspective.
Ia semestinya hadir bersama dua rekannya, Aditya Pratama dan Tubagus Mahardikha, namun keduanya berhalangan hadir.
Meski begitu, Marhamah tetap percaya diri membawakan hasil risetnya di hadapan para akademisi dan peneliti dari berbagai negara, termasuk Arab Saudi, Mesir, Lebanon, Thailand, Kamboja, Singapura, Kuala Lumpur, Malaysia, dan sejumlah perguruan tinggi ternama di Indonesia.
Penelitian Marhamah mengangkat peran pondok pesantren berbasis Mazhab Syafi’i dalam membangun kemandirian ekonomi sekaligus mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs).
Studi kasusnya difokuskan pada Pondok Pesantren Mambaul Khairat, Kalimantan Barat. Ia menekankan pentingnya integrasi antara nilai-nilai tradisional Islam dan inovasi ekonomi sebagai jawaban atas tantangan zaman.

“Penelitian ini sangat menarik untuk dikaji dalam melihat sejauh mana mampu memberikan ketahanan ekonomi agar bisa memiliki ekonomi yang mandiri,” ungkap Marhamah.
Ia meyakini pesantren tak hanya menjadi pusat pendidikan agama, tetapi juga harapan masyarakat dalam memperkuat ketahanan ekonomi lokal, khususnya di Ketapang.
Selain sesi ilmiah, rangkaian acara juga menyuguhkan kunjungan budaya ke berbagai museum Islam di Brunei Darussalam. Kegiatan ini menjadi bagian dari pengenalan sejarah dan budaya Islam di kawasan Asia Tenggara.
Keikutsertaan UNU Kalbar dalam konferensi ini tidak hanya sekadar partisipasi akademik, melainkan juga langkah strategis memperluas jaringan kerja sama internasional, khususnya yang telah dijalin bersama UNISSA.
“Kehadiran kami dalam forum ini adalah bentuk komitmen UNU Kalbar dalam meningkatkan kualitas tridarma perguruan tinggi, khususnya dalam bidang penelitian dan kerja sama internasional. Semoga ini menjadi langkah awal bagi terobosan akademik yang lebih luas di masa depan,” tutur Marhamah.
Rektor UNU Kalbar, Dr. Rachmat Sahputra, turut menyampaikan apresiasinya atas prestasi tersebut. Ia berharap pengalaman internasional yang diraih dapat memperkuat posisi UNU Kalbar sebagai kampus Islam yang unggul, kontekstual, dan memiliki daya saing global.[rdh]
Discussion about this post