
JURNALIS.co.id – Bupati Jember Muhammad Fawait mendorong para guru yang tergabung dalam Komunitas Guru Belajar Nusantara (KGBN) Jember untuk terus mengembangkan kreativitas dan inovasi dalam dunia pendidikan.
Pesan tersebut disampaikannya saat menghadiri Temu Pendidik Nusantara ke-12 yang digelar di Aula Dinas Pendidikan Kabupaten Jember, Sabtu (5/7/2025).
Dalam kesempatan itu, Bupati Fawait memaparkan sejumlah persoalan krusial yang dihadapi sektor pendidikan di Jember.
Salah satunya adalah kerusakan ribuan gedung sekolah yang jumlahnya mencapai sekitar 1.500 unit. Ia menilai data di Dapodik tidak mencerminkan kondisi riil di lapangan dan diduga dimanipulasi demi mengejar akreditasi.

Masalah lain yang disorot adalah tingginya angka putus sekolah, yang disebabkan oleh sebaran penduduk di wilayah luas serta sulitnya akses ke sekolah.
Situasi ini diperburuk oleh budaya kawin muda yang masih mengakar di masyarakat.
“Problem terberat dunia pendidikan adalah kemiskinan. Jember masuk dalam daerah dengan angka kemiskinan tertinggi kedua di Jawa Timur dan juga termasuk dalam kategori kemiskinan ekstrem,” ungkap Gus Fawait, sapaan akrabnya.
Ia menegaskan bahwa pendidikan adalah jalan jangka panjang untuk mengatasi kemiskinan, dan pemerintah daerah memiliki pekerjaan rumah besar dalam memperbaiki infrastruktur pendidikan.
Usai membuka acara, Bupati juga menyempatkan diri melihat langsung hasil karya para guru yang dipajang, mulai dari inovasi pembelajaran hingga kreasi pelestarian lingkungan.
Fawait pun memberikan apresiasi atas kontribusi para guru dalam menjaga lingkungan hidup. “Tadi kita lihat bagaimana para guru menjaga lingkungan, mendaur ulang sampah menjadi barang ekonomis dan lainnya,” katanya.
Ia juga mengingatkan bahwa tanggung jawab pendidikan tidak hanya berada di pundak sekolah, tetapi juga keluarga.
“Pendidikan bukan hanya urusan sekolah tetapi juga sampai urusan ke keluarga,” tuturnya.
Bupati Fawait kemudian meminta kepada para guru Nusantara agar turut merumuskan konsep pendidikan yang menyeluruh, tidak terbatas hanya di ruang kelas.
“Saya minta kepada guru Nusantara agar merumuskan, bagaimana pendidikan di Jember ini tidak hanya ngurusi pendidikan di sekolah saja tetapi sampai ke keluarga,” tegasnya.
Sementara itu, Ketua KGBN Jember, Reni, dalam laporannya menyebutkan bahwa sebanyak 300 guru diundang dalam acara ini.
Ia menyatakan KGBN menjadi wadah berbagi praktik baik antar guru dari berbagai jenjang pendidikan, baik negeri maupun swasta, serta di bawah naungan Dinas Pendidikan, Cabang Dinas, maupun Kementerian Agama.
“Di dalam KGBN ini menjadi arena untuk berbagi praktik baik bagi para guru,” ujar Reni, guru SD asal Desa Paleran, Kecamatan Umbulsari. (Sgt)
Discussion about this post