
JURNALIS.CO.ID – Gawai Adat Dayak Nosu Minu Podi XXI Tahun 2025 di Kabupaten Sanggau resmi dibuka pada Senin, 7 Juli 2025, bertempat di Rumah Betang Raya Dori Mpulor.
Acara pembukaan dilakukan langsung oleh Wakil Gubernur Kalimantan Barat, Krisantus Kurniawan, dengan mengusung tema “Dayak Bersahabat untuk Berkelanjutan”.
Tema ini mencerminkan jati diri masyarakat Dayak Sanggau yang mampu bersinergi dengan berbagai suku dan menjaga keseimbangan dengan alam demi keberlangsungan hidup.
Dalam sambutannya, Bupati Sanggau Yohanes Ontot, yang juga menjabat sebagai Ketua Dewan Adat Dayak, menegaskan pentingnya menjaga tradisi dan budaya Dayak di tengah arus modernisasi.
Ia mengajak seluruh masyarakat Dayak untuk tidak menyerah dalam menghadapi tantangan zaman, termasuk menjauhkan diri dari pengaruh negatif seperti narkoba.
“Khusus untuk keberlanjutan orang Dayak, tidak ada kata kita menyerah,” ujar Yohanes Ontot.
Lebih lanjut, Yohanes mengingatkan pentingnya peran masyarakat Dayak dalam menjaga kelestarian lingkungan. Ia menekankan agar lahan pertanian seperti sawah tidak dialihfungsikan menjadi perkebunan sawit.
“Sawah ditanami sawit itu salah juga. Tanam padi, tanam jagung, tanam ubi, kalau perang hari ini kita masih bisa makan,” tegasnya.
Sementara itu, Wakil Gubernur Kalimantan Barat, Krisantus Kurniawan, menyoroti pentingnya penguasaan teknologi oleh masyarakat Dayak sebagai alat untuk melestarikan adat, budaya, dan tradisi.
Ia mengingatkan bahwa tanpa adaptasi terhadap perkembangan zaman, identitas budaya bisa tergerus.
“Kalau itu tidak kita lakukan, maka kita akan jadi sebuah kelompok atau suku yang bakal punah ditelan zaman,” ujar Krisantus.
Ia juga mengapresiasi semangat dan antusiasme masyarakat Dayak Sanggau dalam menyambut Gawai Adat, seraya berharap perayaan ini terus berkembang dan semakin semarak setiap tahunnya.
“Saya sebagai Wakil Gubernur Kalimantan Barat berharap ke depan Gawai Adat Dayak Kabupaten Sanggau semakin baik dan meriah,” pungkasnya.
Gawai Adat Dayak Nosu Minu Podi XXI ini diharapkan menjadi momentum penguatan identitas, pelestarian kebudayaan Dayak, serta mendorong kesadaran kolektif akan pentingnya menjaga tradisi dan lingkungan di tengah perubahan zaman.[red]
Discussion about this post