
JURNALIS.co.id – Wakil Ketua Komisi III DPRD Kalimantan Barat, Suib, menyampaikan apresiasi atas kinerja Bank Kalbar yang dinilai mengalami pertumbuhan signifikan dalam setahun terakhir.
Pernyataan tersebut disampaikannya usai rapat kerja bersama manajemen Bank Kalbar pada Selasa, 15 Juli 2025.
Rapat kerja ini digelar sebagai bagian dari agenda evaluasi triwulanan yang dilaksanakan secara rutin, dengan fokus pada perkembangan terbaru serta berbagai tantangan yang tengah dihadapi Bank Kalbar.
“Kami sudah banyak mengevaluasi, mengoreki semua hal berdasarkan fakta dan data yang disajikan. Hasil diskusi menunjukkan bahwa perkembangan Bank Kalbar cukup baik, termasuk dari sisi deviden yang dihasilkan hingga saat ini,” kata Suib.
Berdasarkan paparan yang disampaikan dalam forum tersebut, diketahui bahwa aset Bank Kalbar telah mengalami lonjakan dari Rp23,45 triliun pada Juni 2024 menjadi Rp24,53 triliun di bulan Juli 2025, atau meningkat sekitar 4,60 persen.
Dari sisi penyaluran kredit dan pembiayaan juga terlihat pertumbuhan sebesar 7,04 persen setara dengan Rp1,1 triliun.
Sementara itu, laba bersih tumbuh sebesar 7,73 persen dan tercatat mencapai Rp258 miliar.
“Persentase ini cukup baik dan layak diapresiasi. Perkembangannya menunjukkan tren positif,” ujar Suib.
Selama kurun waktu 2014 hingga 2024, Bank Kalbar telah menyumbangkan deviden sebesar Rp1,349 triliun ke pendapatan daerah.
Jumlah ini jauh melampaui penyertaan modal Pemprov Kalbar yang tercatat Rp871 miliar, atau mencapai 154,86 persen dari nilai penyertaan tersebut.
“Sampai bulan Juni 2025 saja, Bank Kalbar sudah menyumbang pendapatan kepada provinsi sebesar Rp127,688 miliar,” ungkapnya.
Suib juga menyoroti pentingnya sinergi antara laporan keuangan daerah dan sistem pengelolaan manajemen keuangan Bank Kalbar.
Ia menilai capaian opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) terhadap APBD Provinsi Kalbar sejalan dengan peran strategis Bank Kalbar dalam mengelola kas daerah.
Kendati hasil evaluasi menunjukkan capaian yang positif, Suib menyampaikan adanya sejumlah catatan yang perlu diperhatikan.
Ia menekankan pentingnya penetapan target tahunan yang jelas dan terukur, agar pencapaian maupun hambatannya dapat dipantau secara berkala.
“Saya minta agar Bank Kalbar menyajikan target satu periode anggaran, sehingga bisa kami evaluasi tiap triwulan baik capaian maupun hambatannya,” jelasnya.
Suib menambahkan bahwa berdasarkan telaah sistem keuangan, Bank Kalbar masuk dalam enam besar bank daerah di Indonesia yang memiliki pelaporan keuangan serta capaian deviden terbaik.
Namun, masih terdapat sejumlah regulasi yang menjadi kendala dan perlu dikomunikasikan lebih lanjut dengan otoritas perbankan.
“Nanti akan kami coba fasilitasi agar Bank Kalbar dan BI duduk satu meja di Komisi III. Kami punya tanggung jawab memajukan perbankan milik daerah ini,” tegasnya.
Per 30 Juni 2025, kepemilikan saham Pemerintah Provinsi Kalbar di Bank Kalbar tercatat sebesar 48,91 persen, dengan nilai nominal mencapai Rp871,327 miliar.
Total penyertaan modal dari Pemprov telah mencapai Rp1,781 triliun, sementara kontribusi dari seluruh kabupaten/kota di Kalbar tercatat sebesar Rp1,768 triliun.
“Insya Allah dalam waktu dekat, DPRD Kalbar akan menetapkan penyertaan modal tambahan sebesar Rp50 miliar. Sehingga totalnya akan menjadi lebih dari Rp1,7 triliun,” tutup Suib. (Den)





















Discussion about this post