JURNALIS.CO.ID – Bupati Kubu Raya Sujiwo menegaskan komitmennya terhadap penguatan peran PKK dan lembaga kemasyarakatan di tingkat desa.
Ia menyampaikan apresiasi yang tinggi atas dedikasi para kader PKK yang selama ini menjadi ujung tombak dalam pelaksanaan berbagai program pemberdayaan masyarakat.
Hal itu dikatakan Sujiwo saat menghadiri puncak Peringatan Hari Kesatuan Gerak (HKG) ke-52 PKK sekaligus Pengukuhan Bunda PAUD, Ayah GenRe, dan Bunda GenRe Desa se-Kecamatan Sungai Raya, Senin (6/10/2025), di Aula Menanjak Kantor Camat Sungai Raya.
“Saya sangat prioritaskan waktu saya untuk kegiatan ini,” ujar Sujiwo.
Mengoptimalkan peran PKK, Sujiwo menekankan pentingnya dukungan anggaran dari dana desa untuk operasional PKK di tingkat desa. Menurutnya, keberadaan PKK harus ditopang dengan kebijakan yang memadai.
“Saya mempunyai harapan dan kepentingan yang sangat besar terhadap peran dan keberadaan PKK, baik di tingkat kabupaten, kecamatan, maupun desa. Maka saya sudah sampaikan kepada para kepala desa se-Kecamatan Sungai Raya, tahun depan harus ada alokasi anggaran dari dana desa untuk PKK. Tujuannya agar PKK Desa bisa benar-benar bergerak,” tegasnya.
Sujiwo menekankan, Tim Penggerak PKK harus mampu menjadi motor sosial di masyarakat.
“Karena itu, selain memahami dan menjalankan sepuluh program pokok PKK, para kader juga diharapkan aktif menyampaikan edukasi dan informasi yang relevan bagi masyarakat,” ucapnya.
Pada kesempatan itu, Sujiwo juga mengumumkan rencana Pemerintah Kabupaten Kubu Raya untuk menggelar Lomba Desa Tahun 2026 dengan total hadiah sebesar Rp500 juta.
“Kenapa saya buat lomba ini? Ini adalah metode rangsangan, stimulus. Hadiahnya 500 juta rupiah kita siapkan, dan saya akan gandeng pihak ketiga untuk mendukung. Harapannya, desa-desa akan berlomba mempercantik dan membangun desanya. Coba bayangkan, kalau satu desa keluarkan Rp50 juta untuk persiapan, dikali 123 desa, itu sudah Rp6 miliar lebih yang berputar untuk pembangunan,” jelasnya.
Ia berharap stimulus dari pemerintah kabupaten mampu memicu partisipasi aktif masyarakat dan perangkat desa dalam membangun lingkungan yang lebih tertata, sehat, dan berdaya saing.
“Ini yang saya maksud. Metode ini bukan sekadar lomba, tapi strategi untuk mendorong desa-desa bergerak secara mandiri. Uangnya tetap di desa, untuk pembangunan desa, namun dampaknya bisa sangat besar bagi kesejahteraan masyarakat,” pungkas Sujiwo.[sul]
Discussion about this post