
JURNALIS.CO.ID – Harmoni keberagaman kembali tampak kuat dalam Apel Kebangsaan yang digelar di Lapangan Desa Semboro, Kecamatan Semboro, Sabtu (29/11/2025).
Kegiatan yang menjadi bagian dari program Gus’e Menyapa ini dihadiri warga dari berbagai latar belakang, dengan pemandangan unik ketika mayoritas peserta—khususnya emak-emak—memenuhi lapangan dengan balutan jilbab berwarna merah muda, sementara sebagian lainnya hadir tanpa jilbab.
Panorama tersebut mencerminkan kemajemukan masyarakat Semboro yang telah tumbuh sejak masa kolonial Belanda.
Di wilayah ini berdiri satu desa yang dikenal sebagai Desa Kristen, Rejoagung, dimana seluruh penduduknya beragama Kristen dan kerukunan antarwarga masih terjaga dengan baik hingga kini.
Dukungan politik warga tetap cair dan bebas. Sejumlah warga diketahui memberikan dukungan kepada Gus Fawait dan hingga kini dukungan itu masih mengalir.
Momentum itu terlihat ketika warga antusias mengikuti Apel Kebangsaan yang menjadi bagian dari rangkaian agenda Gus’e Menyapa.
“Doa panjenengan manjur, baik yang muslim, baik yang Kristiani. Buktinya, Gus Fawait nyalon DPRD tiga kali jadi semua, berkat doa emak-emak,” kata Gus Fawait saat memberi sambutan pada Apel Kebangsaan di Lapangan Desa Semboro, Sabtu, (29/11/2025).
Selepas apel, rangkaian kegiatan dilanjutkan dengan menyapa para Kader Posyandu di gedung SW Pabrik Gula Semboro.
Hadir pula Kepala Desa Rejoagung, Gatot Susanto, yang menegaskan bahwa meski desanya merupakan desa dengan penduduk mayoritas Nasrani, dukungan penuh tetap diberikan terhadap program Pemerintah Kabupaten Jember.
“Kami selaku pemerintah Desa Rejoagung sangat mendukung kebijakan program Gus Muhammad Fawait, Bupati Jember. Memang mayoritas warga kami beragama Nasrani, tapi kami juga menyadari bahwa hidup itu tidak bisa sendiri,”
ucap Kades Gatot.
Saat dimintai tanggapan mengenai pemerataan pembangunan, Gatot menegaskan bahwa program pemerintah dirasakan menyentuh seluruh lapisan dan wilayah tanpa membeda-bedakan.
“Saya rasa program beliau (Gus Fawait) dari mulai pencalonan legislatif provinsi hingga kini sudah terhubung dengan kami. Beliau juga pernah mengadakan shalawatan kebangsaan di Desa Rejoagung, saya rasa beliau tidak membedakan antara desa Nasrani atau desa Muslim”.
Keragaman yang menyatu dalam semangat kebangsaan di Semboro menjadi bukti kuat bahwa toleransi dan persatuan dapat terus tumbuh, bahkan di tengah perbedaan keyakinan dan pilihan politik.
[SGT]





















Discussion about this post