
JURNALIS.co.id – Bentrok antara warga Desa Bika, Kecamatan Bika, dengan anggota Ormas Satria Borneo Raya (SABER) Kabupaten Kapuas Hulu pecah pada Minggu (14/12).
Insiden tersebut terjadi saat Ormas Saber menggelar pertemuan bersama masyarakat dan Forkopimcam di Gedung Serbaguna Kecamatan Bika.
Ketua SABER Kapuas Hulu, Yohanes, mengatakan bahwa pihaknya datang dengan tujuan membantu mencari solusi atas konflik yang telah lama terjadi antara masyarakat Desa Bika dan PT BIA.
“Sebelum kita melakukan pertemuan tersebut, tiba-tiba orang-orang Anton mulai brutal sehingga kita pun sepakat pertemuan tersebut ditunda dan dibubarkan. Namun saat dibubarkannya pertemuan tersebut, ada salah satu anggota SABER atasnama Apung yang hendak pulang dikeroyok oleh orang-orang Anton, ” katanya, Senin (15/12).
Yohanes menjelaskan, Ormas Saber mengklaim mendapatkan mandat dari masyarakat untuk ikut mencari jalan keluar atas persoalan dengan PT BIA.
Atas dasar itu, Saber menginisiasi pertemuan bersama masyarakat dan Forkopimcam Kecamatan Bika.
“Jadi kita ingin mencari solusi sehingga ada kesepakatan yang bisa kita sampaikan kepada Pemerintah Daerah, ” tuturnya.
Ia menambahkan, dalam pertemuan tersebut pihaknya merasa diusir oleh kelompok masyarakat pendukung Anton.
Terkait pengeroyokan terhadap salah satu anggotanya, Yohanes menyatakan bahwa pihaknya telah melaporkan kejadian tersebut ke pihak kepolisian.
“Jadi kemarin itu kondisi agak parah dan sempat pingsan juga. Kita berharap kepada polisi ada tindakan tegas terhadap pelaku kriminal seperti ini. Kita tetap berharap persoalan ini dapat diselesaikan secara musyawarah, ” harapnya.
Sementara itu, Koordinator Masyarakat Desa Bika, Antonius, memaparkan kronologi terjadinya keributan hingga berujung pada pengeroyokan anggota Ormas Saber.
Menurutnya, persoalan bermula ketika masyarakat menerima undangan pertemuan dari Ormas Saber yang disampaikan secara diam-diam.
“Sementara masyarakat kami itu sebenarnya tidak mau namanya tercantum dalam undangan pertemuan tersebut. Jadi mereka Saber ini hanya mengatasnamakan masyarakat Bika saja, ” ujarnya.
Antonius juga menyoroti sikap Camat Bika yang dinilainya keliru karena menerima pertemuan tersebut di luar hari kerja.
“Jadi saat itu kami langsung menerobos ke ruang Camat, karena kami anggap Camat ini sudah menyalahi aturan kenapa Camat menerima Ormas. Sementara pergerakan yang kami lakukan ini tidak menggunakan Ormas, ” ungkapnya.
Ia menjelaskan, insiden pengeroyokan terjadi setelah salah satu warga didorong oleh Apung, anggota Saber.
“Jadi wajar ketika masyarakat kami marah, ” tuturnya.
Dalam konflik antara masyarakat Desa Bika dan PT BIA, Antonius dengan tegas meminta agar Ormas Saber tidak ikut campur.
“Biarkan kami dengan PT BIA yang menyelesaikan persoalan ini, ” tuturnya.
Menanggapi laporan polisi terkait pengeroyokan tersebut, Antonius menyatakan sikap tegas mendampingi warganya.
“Kalau pun nanti ada apa-apa yang terjadi dengan masyarakat saya, kami akan datang semua ke Polres Kapuas Hulu, ” jelasnya.
Ia juga menyampaikan kekecewaannya terhadap Pemerintah Daerah dan PT BIA yang dinilai lebih melibatkan Ormas dalam penyelesaian konflik.
“Kami anggap Pemerintah Daerah itu tidak memperdulikan apa yang menjadi tuntutan kami. Ini yang kami sesalkan kenapa dalam menyelesaikan masalah ini melibatkan Ormas, “pungkasnya.
(Opik)


















Discussion about this post