Oleh: Syamsul Arifin
SUDAH berjalan tiga hari, sekitar 62 orang yang melakukan swab di mobil polimerase chain reaction (PCR), Kamis (12/11/2020). Mobil PCR yang memiliki sistem peralatan modern dan terintegrasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) ini dapat melayani sebanyak 100 sampel tes usap per hari.
Sebelum melakukan swab, pihak petugas melakukan wawancara dengan orang yang akan melakukan swab. Wawancara dilakukan untuk mengetahui riwayat atau kontak langsung dengan orang yang positif. Setelah mengetahui riwayatnya, pihak petugas memastikan dan memutuskan tindakannya.
Apakah petugas memutuskan untuk diswab atau tidak. Jika riwayatnya kontak lamgsung dengan orang yang positif, pihak petugas langsung lakukan PCR melalui hidung. Tetapi jika pasien itu tak kontak langsung dengan pasien positif, pihak petugas melihat riwayat sakitnya.
Jika ternyata ada indikasi Covid-19, petugas tidak menunggu lama untuk mengambil keputusan langsung melakukan tes PCR swab. Dengan posisi berdiri, swab yang dilakukan harus benar-benar fokus. Tidak dibolehkan batuk, bernapas maupun bergoyang.
Hanya berjalan hitungan menit. Begitu juga dengan hasil swabnya, tak perlu menunggu berhari-hari. Hanya menunggu selama tiga jam kemudian hasil swabnya sudah diketahui. Tak perlu repot, menunggu di lokasi, petugas mengirim hasilnya melalui via SMS.
Namun, jika diketahui positif Covid-19, pihak petugas akan menindaklanjuti menyarankan untuk menjalani isolasi mandiri atau ditempat khusus yang disediakan Pemkab Kubu Raya. Namun jika hal tesebut semakin parah, akan dilanjutkan ke rumah sakit rujukan, yakni RSUD Soedarso dan Rumah Sakit Kartika Husada.
Terlihat salah seorang yang melakukan tes PCR swab, Eny. Dia menceritakan pengalamannya tes swab itu, tidak telalu sakit. Tetapi diminta pihak petugas agar tidak bergoyang dan bernapas saat menjalani tes swab.
“Supaya tak bergoyang, ada yang megang di belakang. Rasanya tidak terlalu sakit, hanya seperti gatal sedikit dan mata keluar air,” ucap Eny.
Dia menambahkan hasil swab tersebut tak pelu menunggu lama, hasilnya sudah keluar.
“Alhamdulillah negatif. Hanya tiga jam hasilnya sudah keluar,” ucapnya Eny, salah satu ASN di Pemkab Kubu Raya, Kamis (12/11/20).
Kepala Dinas Kesehatan Kubu Raya, Marijan mengatakan dengan kapasitas uji seratus sampel per hari, mobil PCR ini juga dilengkapi sistem teknologi informasi. Sistem tersebut terintegrasi dengan BNPB. Sehingga arus informasi dan pemutakhiran data dapat terus dilakukan.
“Jadi selain untuk alat kesehatan, mobil ini juga terintegrasi dengan sistem BNPB. Informasi selain ke Bupati juga langsung ke BNPB,” jelasnya.
Marijan mengatakan mobil PCR sejatinya adalah mobil Laboratorium Bergerak untuk Penyakit Menular. Setelah pandemi Covid-19 berlalu, mobil ini juga dapat dipakai untuk penanganan sejumlah penyakit menular. Mobil PCR ini telah operasional dengan sekitar 20 tenaga medis yang siap melayani tes usap.
“Kapasitas sebenarnya dari mobil ini adalah 250 sampel per hari. Hanya kita batasi sebanyak 100 sampel agar bisa optimal. Pengambilan sampel dapat dilakukan di kantor bupati,” ungkapnya.
Ia menerangkan kelebihan mobil PCR Kubu Raya adalah hasil tes yang dapat diketahui dalam rentang 2-3 jam. Hasil itu akan dikirim langsung kepada peserta tes usap melalui layanan pesan singkat dalam bentuk pranala (link).
“Hasilnya berbentuk link yang akan dikirimkan ke pasien lewat SMS atau WA. Jadi paperless tidak berupa berkas kertas. Dan ini juga cukup cepat yaitu 2-3 jam sudah ketahuan. Terhitung sejak pengambilan sampel sampai dengan selesai hasil sudah rilis,” paparnya.
Dia mengatakan hasil yang cepat memang menjadi target pihaknya. Hal itu agar status kesehatan dari warga yang dites dapat segera diketahui. Dengan begitu dinas bisa segera menindaklanjuti jika hasil tes ternyata positif.
“Saya selaku Kepala Dinas menginginkan kalau hari ini di swab, paling lama sorenya hasil keluar. Sehingga masyarakat paham status kesehatannya. Kalau yang positif insya Allah kita isolasi baik mandiri maupun di rumah isolasi Kubu Raya,” terangnya.
Dirinya mengatakan operasional lapangan dari mobil PCR akan dibatasi. Mobil hanya akan beroperasi di wilayah kecamatan yang punya akses jalan baik. Hal itu demi menjaga berbagai fasilitas peralatan kesehatan di dalam mobil agar tidak rusak. Sebab peralatan elektronik untuk tes terbilang ringkih. Namun bagi wilayah yang akses jalannya jauh dan buruk, sampel tes dapat dibawa menuju ke lokasi mobil PCR berada.
“Operasional lapangan mobil ini nanti dilakukan di daerah-daerah tertentu karena isi mobil ini peralatan elektronik yang sangat sensitif. Jadi di jalan yang kurang bagus tidak bisa sebab akan sangat berisiko merusak peralatan. Jadi nanti sampel swabnya saja yang dibawa ke lokasi mobil PCR,” tuturnya. (*)
Discussion about this post