Prostitusi di dekat Rumah Dinas Bupati Kapuas Hulu belum ditindak pemerintah setempat maupun aparat penegak hukum. Rumah pelacuran berkedok penginapan itu hingga detik ini masih bebas beroperasi.
Laporan: Tim Liputan
TEMPAT pelacuran itu ada di Rumah Terapung (Lanting) tepi Sungai Kapuas di Putussibau. Boleh dibilang persis di depan Rumah Dinas Fransiskus Diaan, Bupati Kapuas Hulu.
Mirisnya, lokalisasi ini hanya berjarak 50 langkah kaki orang dewasa dari Surau Muballigh di Jalan Jembatan Pelita, Kecamatan Putussibau Utara.
Dari keterangan warga setempat, bangunan beratap biru dan bercat hijau kombinasi merah muda itu sudah beroperasi sejak Tahun 1995. Pemiliknya orang Putussibau.
Tim Liputan Jurnalis.co.id menelusuri Rumah Pelacuran itu pada Senin (31/05/2021) malam. Untuk sampai di lokasi, wartawan harus menuruni anak tangga berukuran kecil. Juga melewati sebilah papan penghubung dari daratan ke Lanting.
Masuk ke Rumah Terapung itu, tim menemukan dapur di sisi kiri. Depannya tersusun rapi meja dan kursi. Untuk pelanggan minum kopi sambil menunggu wanita pramunikmat.
Di sebelah dapur pembuatan kopi, ada lorong panjang. Lebarnya tidak lebih 1 meter. Sepanjang koridor. Berderet kamar-kamar berisikan Pekerja Seks Komersial (PSK). Mulai wanita muda sampai berumur.
“Masuk mas. Pilih aja mau yang mana,” ucap seorang PSK kepada wartawan Jurnalis.co.id yang sedang liputan investigasi di Rumah Pelacuran itu.
Kamar itu berukuran kecil. Lebar 1 meter dan panjang 2 meter. Di dalamnya terdapat kasur dan pakaian para wanita. Ketika Tim Liputan memantau, mereka terlihat asik berbaring sambil menggoda pria yang lewat.
Ada juga yang berkumpul di ujung Rumah Terapung. Di sana tersedia kursi dan meja. Tempat calon pelanggan dan PSK negosiasi. Tim liputan sempat digoda oleh seorang wanita.
“Mas-masnya minum kopi sudah. Bulan Madu belum. Masak minum kopi, ga bulan madu. Masuklah,” rayunya kepada tim liputan Jurnalis.co.id.
Tarif PSK beragam. Mulai Rp150 – Rp 200 ribu. Harga itu untuk sekali bercinta. Calon pelanggan boleh menawar. Sampai deal.
Tim lantas menemui salah satu penghuni kamar. Sebut saja dia Bunga (bukan nama sebenarnya). Wanita bertubuh tinggi bercelana pendek itu siap melayani.
“Rp 200 ribu mas. Sekali main ya. Kalau sudah keluar (klimaks, red), selesai,” kata Bunga kepada wartawan media ini.
Sementara itu, di lorong sisi kiri bangunan juga terdapat satu jalur. Dengan kamar-kamar serupa. Total, ada 25 kamar di rumah pelacuran ini.
Malam itu, tim sempat bertemu dengan tiga pria hidung belang. Mereka rata-rata berusia lanjut. Datang dari luar Kota Putussibau.
“Kami dari Jongkong. Ada kegiatan di sini (Putussibau),” ucap seorang pria berkumis sambil mengaduk kopi pesanannya.
Seorang dari mereka sibuk mondar-mandir melihat PSK di dalam kamar. Untuk dijadikan teman kencan.
“Nuan santai magang. Nusah buru-buru,” kata pria berkumis kepada koleganya.
Di rumah pelacuran itu terpampang tiga izin dari Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Kapuas Hulu. Yakni Surat Izin Tempat Usaha, Tanda Daftar Perusahaan dan Izin Gangguan.
Diterbitkan pada tahun 2016. Izin-izin penginapan di rumah pelacuran ini masa berlakunya hanya sampai Maret 2021.
Pemilik Penginapan bernama Antonius S. Dengan perusahaan Garutama Uncak Kapuas. Bidang Usaha: Penyediaan Akomodasi Lainnya (Penginapan). Luas Tempat Usaha 10 x 21 Meter.
Dikonfirmasi, Wakil Bupati Kapuas Hulu, Wahyudi Hidayat mengaku, tidak mengetahui keberadaan rumah pelacuran di depan Pendopo Bupati.
“Saya belum tahu. Apakah di situ ada prostitusi atau tidak. Sejauh ini Saya belum pernah mendengar laporan masyarakat. Apakah di situ ada kegiatan prostitusi atau tidak,” kata Wahyudi ditemui wartawan Jurnalis.co.id, Selasa (01/06/2021).
Wahyudi berpendapat, rumah lelacuran itu tidak memiliki izin dari pemerintah. Oleh sebab itu, dia akan memerintahkan aparat untuk mengecek ke lapangan.
“Kami akan koordinasikan dulu untuk mengecek ke sana (rumah pelacuran),” jelas Wabup Wahyudi.
Orang nomor dua di Bumi Uncak Kapuas ini berharap warga setempat peduli terhadap Penyakit Masyarakat (Pekat). Dia pun berjanji, jika memang ada rumah pelacuran di depan Rumah Dinas Bupati, akan ditertibkan.
“Kalau ada. Harus ditertibkan. Saya harus tertibkan,” tegas Wabup disapa Wahyu ini.
Senada, Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Kapuas Hulu, AKBP Wedi Mahadi juga mengaku kaget adanya informasi praktek prostitusi di depan Rumah Dinas Bupati.
“Saya baru dengar ini (Protistusi depan Rumah Dinas Bupati,” aku Ajun Komisaris Besar Polisi, Wedi Mahadi dijumpai Jurnalis.co.id di Gedung DPRD Kapuas Hulu, Selasa (01/06/2021) siang.
Wedi mengatakan apabila memang benar adanya rumah pelacuran itu, polisi akan melakukan penyelidikan lebih lanjut. “Kita pasti selidiki,” tegasnya.
Kapolres menegaskan, lenyakit masyarakat semacam ini wajib ditindak tegas. Ia berjanji untuk melakukan penyelidikan.
“Ini harus diberantas. Saya kira, sikap kepolisian terhadap Pekat seperti ini sangat tegas,” kata Wedi.
Wakil Ketua DPRD Kapuas Hulu, Hairudin berpendapat, aktivitas prostitusi tidak boleh ada di Kota Putussibau. Apalagi ada di tengah-tengah kehidupan masyarakat.
“Jika ditemukan memang harus dihentikan atau ditutup aktivitas tersebut,” kata Hairudin menjawab Jurnalis.co.id
1 Juni 2021 Sore, Tim Liputan mewawancarai sejumlah warga di sekitaran Lanting. Rumah Pelacuran itu sudah sangat terkenal. Bahkan, setiap hari ada pengunjungnya.
“Banyak yang bertanya di mana Lanting Penginapan,” kata seorang warga yang minta namanya dirahasiakan, Selasa (01/06/2021) sore.
Pria ini membeberkan, empat hari lalu bahkan ada seseorang yang datang bolak-balik ke Lanting. Pria tersebut tersesat mencari rumah pelacuran.
“Orang itu akhirnya bertanya kepada saya. Di mana Lanting Penginapan?,” ceritanya.
Selama ini, umumnya orang Putussibau menyebut Rumah Pelacuran itu dengan sebutan ‘Lanting Penginapan’. Dia mengaku tidak mengetahui apakah pria-pria hidung belang itu orang Putussibau atau orang luar.
“Tapi kebanyakan mereka menggunakan bahasa Kapuas Hulu,” ujarnya.
Dia sendiri tidak mengetahui secara pasti aktivitas di dalam Lanting Penginapan.
“Setahu saya. Tempat perempuan nakal. Maaf-maaf ngomong ni bang ya,” katanya.
Terpantau, dalam sehari belasan hingga puluhan orang berkunjug ke Rumah Pelacuran tersebut. Sejak pagi hingga dini hari. (*)
Discussion about this post