
– Kapolres Ketapang, AKBP Wuryantono mengakhiri masa tugasnya di Ketapang. Sesuai telegram Kapolri 26 Juli, Wuryantono akan menduduki jabatan baru sebagai Wakil Direktur (Wadir) Samapta Polda Kalimantan Barat (Kalbar).
Selama 14 bulan bertugas di Ketapang, dia mengaku bahwa memiliki kesan tersendiri terhadap masyarakat Ketapang.
“Saya bertugas di Ketapang selama 14 bulan. Selama bertugas, terkait situasi Kamtibmas masyarakat di Ketapang tertib dan menghargai keberadaan Polisi. Apalagi ketika polisi menjalankan tugas penegakan hukum,” katanya, Sabtu (31/07/2021).
Wuryantono menilai, di Ketapang terdiri dari masyarakat yang beragam. Mulai dari berbagai suku, agama dan heterogen yang menandakan Ketapang merupakan daerah maju.
Untuk itu, ia berpesan agar masyarakat Ketapang dapat terus menjaga kondisi Kamtibmas Ketapang yang tetap kondusif.
“Masyarakat agar selalu jadi polisi bagi diri sendiri. Artinya situasi Kamtibmas terbentuk dari diri sendiri dengan masyarakat menjadi polisi bagi dirinya dan selalu disiplin,” pesannya.
Ia menambahkan, selama bertugas di Ketapang, dirinya dan jajaran memiliki trik tersendiri dalam penanganan persoalan di tengah masyarakat.
Kata dia, pihaknya selalu pro aktif mencari tahu terlebih dahulu persoalan apa yang terjadi dan penyelesaian seperti apa yang diperlukan.

“Kami mengedepankan bahwa polisi sebagai mediator dalam penanganan masalah yang unsur pidananya tidak terpenuhi. Namun jika masalah memenuhi unsur pidana, maka langsung diproses penegakan hukum,” ungkapnya
Selain itu, pihaknya juga memiliki beberapa program yang dijalankan, terlebih di saat pandemi Covid-19. Program tersebut di antaranya Jumat Berkah Jumat Berbagi berupa penyalurkan bantuan sosial kepada masyarakat terdampak Covid-19.
Kemudian, program kedua Gowes Kamtibmas, dimana selain patroli menggunakan sepeda, sekaligus memberi imbauan kepada masyarakat terkait penerapan protokol kesehatan.
Ketiga, program kita yaitu beragam dalam kebersamaan. Bentuknya silaturahmi dengan para tokoh agama dan tokoh masyarakat.
“Sedangkan program keempat satpam trendi di lingkungan perusahaan. Karena perusahaan di Ketapang cukup banyak, dengan adanya program ini diharapkan mereka mampu mengantisipasi situasi kamtibmas di wilayah masing-masing,” sambungnya.

Mengenai penanganan kasus menonjol selama tugas di Ketapang, Wuryantono menyebut di antaranya kasus unjuk rasa di perusahaan Sultan Rafli Mandiri (SRM). Sebab di sana terdapat pengrusakan hingga evakuasi Tenaga Kerja Asing.
“Selanjutnya ada kasus pembakaran kantor PT Arrtu dan beberapa kasus lain,” tuturnya. (lim)





Discussion about this post