– Ratusan ekor babi milik warga mati secara misterius di Kabupaten Kapuas Hulu. Laporan yang diterima Dinas Pertanian dan Pangan Kapuas Hulu, hingga hari ini sudah ada 157 hewan ternak babi mati mendadak.
“157 ekor babi yang terlapor ini berada di Kecamatan Putussibau Utara, Putussibau Selatan dan Seberuang,” kata Marytiningsih, Kabid Peternakan pada Dinas Pertanian dan Pangan Kapuas Hulu, kemarin.
Perempuan disapa Ningsih ini mengatakan, dari ciri-cirinya, kematian ternak babi itu akibat terserang African Swine Fever (ASF) atau virus demam babi Afrika.
“Hewan ternak babi itu tiba-tiba lesu tak mau makan dan kulitnya memerah,” ucap Ningsih.
Sementara Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kapuas Hulu, Abdurasyid mengatakan pihaknya sudah menguji sampel atas kematian hewan ternak babi yang mati di laboratorium Banjarbaru.
“Dari hasil uji laboratorium menunjukan bahwa babi yang mati tersebut terserang ASF,” jelasnya.
Rasyid mengatakan, virus ASF yang menyerang babi ini tidak menular kepada manusia. Hanya menular sesama hewan ternak, terutama babi.
“Kasus kematian babi ini sejak Agustus 2021,” tuturnya.
Atas kejadian ini, kata Rasyid, pihaknya sudah melakukan investigasi dan vaksinasi terhadap hewan ternak tersebut dan pengambilan sampel terhadap hewan ternak yang ada.
“Kami juga sudah bekerja sama dengan TNBK, Karantina dan lainnya,” ujarnya.
Sambung Rasyid, jika ada dugaan terkena penyakit demam babi Afrika dan ditemukan babi sakit atau mati, diharapkan segera melapor kepada pihaknya atau Penyuluh Pertanian Lapangan setempat 1 X 24 jam.
“Hewan ternak yang mati, segera dikubur. Dilarang buang ke sungai atau hutan Ini semua mencegah lebih luas penyakit demam babi Afrika,” pungkas Rasyid. (opik)
Discussion about this post