JURNALIS.co.id – Wakil Ketua Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) Kalbar, Glorio Sanen terpilih mewakili Kalbar mengikuti agenda pelatihan Kader Pembaruan Kebangsaan yang digelar Kementerian Dalam Negeri di Kota Bogor, 31 Juli – 2 Agustus 2023.
Advokat Kalbar itu menjadi salah satu dari 60 peserta yang mendapat undangan pemanggilan dari Direktorat Jenderal Politik dan Pemerintahan Umum.
Glorio Sanen mengaku bersyukur terpilih menjadi salah satu peserta yang diundang Kemendagri untuk mengikuti kegiatan itu.
Menurut Sanen, peminat kegiatan itu sangat banyak. Tapi Kemendagri membatasi jumlah peserta menjadi 60 peserta.
“Saya bahagia karena menjadi salah satu peserta,” kata Sanen, Senin (24/07/2023).
Dalam pelatihan itu, lanjut Sanen, nantinya kader FPK akan dilatih terkait pembaruan bangsa.
“Sebagai putra Kalbar saya akan membawa keunggulan Kalbar dalam pelatihan pembauran kebangsaan. Salah satunya merawat keharmonisan,” kata ucap Sanen.
Menurut Sanen, Kalbar adalah miniatur negara. Sebab, sangat gampang menemukan event budaya masing-masing komunitas, seperti cap go meh, bagi etnis Tionghoa, naik dango bagi etnis Dayak, dan Robo-robo bagi etnis Melayu.
“Kekayaan event budaya sudah jadi simbol keharmonisan masyarakat di Kalbar,” terangnya.
Di samping itu, dia menambahkan, event budaya itu juga menjadi pemersatu antar etnis. Misalnya saja event budaya naik dango. Bukan hanya dinikmati masyarakat Dayak semata. Tapi seluruh masyarakat.
“Bahkan, masyarakat diluar Kalbar juga ikut. Ini jadi kekayaan yang harus terus di pelihara dan ditingkatkan,” ucapnya.
Menurut Sanen, pembauran kebangsaan sangat strategis dalam upaya merawat keharmonisan. Apalagi, jelang tahun politik tahun yang rentan dengan perpecahan.
Sanen mengajak peserta pemilu dalam hal ini partai politik, caleg, pendukung caleg dan presiden dan wakil presiden menjaga kedamaian. Ia meminta agar semua pihak tidak mempolitisasi isu suku, agama dan ras. Karena itu berpotensi merusak pembauran yang sudah harmonis.
“Saya berharap dukungan masyarakat Kalbar agar dapat mengikut pendidikan secara tuntas. Sebab, ada kewajiban membagikan apa yang didapat kepada masyarakat,” harap Sanen. (hyd)
Discussion about this post