JURNALIS.co.id – Senyum cemerlang dari anak-anak panti asuhan menjadi penyemangat bagi Esie Hanstein untuk terus berkomitmen membantu dalam merawat kesehatan gigi mereka.
Melalui Proyek Senyum Cemerlang (PSC) dari Projekt Strahlendes Lächeln e.V, yakni sebuah Non Government Organization (NGO) yang berkedudukan di Leipzig, Jerman, Esie selaku Anggota Pendiri dan Staf Ahli PSC merasa memiliki tanggung jawab terhadap kesehatan gigi anak-anak yatim piatu yang tinggal di panti asuhan.
Melalui PSC yang diboyong ke Pontianak sebagai kota kelahirannya, pihaknya melakukan pemeriksaan dan perawatan gigi gratis bagi anak-anak panti asuhan, di antaranya Panti Asuhan Nur Fauzi dan Pepabri.
Menurut Esie, kegiatan sosial ini sebagai bentuk komitmen PSC untuk memastikan kesehatan gigi anak-anak tersebut. Beberapa bulan yang lalu, PSC sudah melakukan pemeriksaan gigi terhadap anak-anak panti asuhan.
Kedatangannya kali ini untuk melakukan pemeriksaan kembali gigi anak-anak secara berkala dalam waktu enam bulan sekali. Dengan didampingi dua orang anggota PSC, anak-anak dibawa ke Puskesmas Alianyang dan Gang Sehat. Tiga orang anak dari Panti Asuhan Nur Fauzi mendapatkan pemeriksaan secara intensif di Puskesmas Alianyang.
Mereka juga diwajibkan kembali untuk pemeriksaan lebih lanjut pekan depan. Sedangkan yang di Puskesmas Gang Sehat, terdapat empat orang anak dari Panti Asuhan Pepabri yang mendapat pemeriksaan gigi.
“Tiga di antara dari mereka bahkan harus dirujuk ke RSUD Kota Pontianak dikarenakan kondisi kesehatan giginya sangat memprihatinkan,” ungkapnya saat mendampingi anak-anak di Puskesmas Gang Sehat Kelurahan Kota Baru Kecamatan Pontianak Selatan, Sabtu (26/08/2023).
Ia menjelaskan, terkait kondisi gigi anak-anak panti asuhan beberapa di antaranya sangat mengenaskan dan memprihatinkan. Hampir setiap anak mempunyai permasalahan gigi yang begitu kompleks. Meskipun, para tim medis di puskesmas telah berupaya dengan semaksimal mungkin membantu mereka, tetapi hampir kebanyakan dari adik-adik harus dirujuk ke rumah sakit dan bahkan ke tempat praktek dokter gigi.
Para dokter gigi yang terlibat dalam pemeriksaan gigi anak-anak itu di antaranya adalah drg Nuzulisa Zulkifli dan dokter gigi spesialis bedah pronto drg Mourent Miftahullaila. Mereka juga ikut mendukung program PSC dengan memberikan subsidi biaya perawatan gigi dan pembuatan splin salah satu anak panti asuhan yang harganya mencapai jutaan rupiah
“Kami sangat beryukur telah dibantu oleh banyak dokter gigi dan tim medis lainnya serta beberapa pihak terkait,” sebut Esie.
Menurutnya,menjaga kesehatan gigi dan mulut sangat penting terutama bagi anak-anak. Anak-anak panti asuhan yang menjadi target PSC, membutuhkan perlakuan pemeriksaan gigi untuk memastikan kesehatannya. Sebab, jika gigi mereka sakit atau mengalami gangguan, maka akan sulit untuk mencerna makanan dan menikmati makanan tersebut.
“Bagaimana mereka bisa mengunyah atau menikmati makanan jika gigi mereka mengalami sakit atau ada gangguan. Oleh sebab itu, selain pemeriksaan gigi gratis, kami juga mengajarkan anak-anak tentang cara menyikat gigi yang benar, walaupun kami bukanlah seorang dokter gigi,” ungkap dosen Bahasa Indonesia yang mengajar di dua universitas terkemuka di Jerman ini.
Dalam menjalankan proyek ini, Esie menyebut target PSC cukup sederhana, pihaknya ingin adik-adik panti asuhan memiliki kepercayaan diri dengan senyum cemerlang mereka. Proyek ini juga berkelanjutan dengan mendampingi serta membiayai pengobatan dan pemeriksaan gigi anak-anak jika diperlukan. Tetapi dia menekankan, bahwa yang paling penting di sini adalah memberikan pemahaman serta menumbuhkan rasa peduli terhadap kebersihan perawatan dan pemeliharaan gigi mereka sendiri. Jika semua sudah berjalan sesuai dengan target pencapaian, seperti setiap tiga bulan memberikan bantuan sikat gigi, pasta gigi, sampo, sabun mandi serta sabun cuci tangan, dan jika mereka sudah mandiri, maka pihaknya bisa melepas mereka dengan tenang dan mencari panti asuhan-panti asuhan baru lainnya lagi.
“Senyuman mereka adalah kebahagiaan bagi kita karena mereka juga butuh perhatian dari kita semua,” lirihnya.
Esie Hanstein merupakan seorang wanita kelahiran Pontianak. Saat ini ia tercatat sebagai dosen Bahasa Indonesia di dua universitas di Jerman, yakni Universität Leipzig dan Humboldt Universität. Selain mengajar, ia juga merupakan Anggota Pendiri dan Staf Ahli PSC, yakni sebuah program dari NGO Jerman, yang konsen membantu anak-anak yatim piatu terutama dalam kesehatan gigi. Saat ini baru 4 kota yang mendapat program PSC, termasuk salah satunya Pontianak sebagai kota kelahiran Esie. Selain itu, Esie adalah Duta 17 perkembangan berkelanjutan dari 17 Global Goals Project yang bekerjasama dengan PBB. (hen)
Discussion about this post