JURNALIS.co.id – PT Bumitama Gunajaya Agro (BGA) menggelar diskusi bersama awak media dan organisasi kemasyarakatan di salah satu hotel di Kota Ketapang, Kamis (25/01/2024) kemarin. Selain menjalin silaturahmi, diskusi tersebut dalam rangka membahas sekaligus mencari solusi terkait permasalahan perkebunan kelapa sawit.
Pada diskusi yang mengankat tema ‘Berpikir konstruktif menyikapi tantangan industri sawit di Ketapang tahun 2024’ tersebut, pihak perusahaan mengundang seluruh awak media di Ketapang. Kegiatan dihadiri langsung Direktur Corporate Affair and Partnership BGA Group, Priyanto.
Priyanto mengatakan kegiatan dilaksanakan, selain untuk menjalin silaturrahmi, juga sebagai ajang untuk berdiskusi menyikapi permasalahan yang berkaitan dengan industri kalapa sawit.
“Kami sengaja mengundang seluruh awak media di Ketapang untuk mendengar langsung apa yang selama ini menjadi permasalahan yang ditemukan kawan-kawan media di lapangan,” kata Priyatno.
Dia menjelaskan, pada diskusi tersebut pihaknya menginginkan kritik, masukan dan saran, khususnya untuk PT BGA terkait permasalahan yang dihadapi oleh pihaknya.
“Wartawan yang berada di lapangan tentunya tahu dan bisa menilai kami, di mana kekurangan kami dan harusnya seperti apa. Jadi, silakan berikan masukan dan kritik,” ungkapnya.
Ia mengakui, dalam berinvestasi di industri kelapa sawit, akan selalu menemukan kendala dan permasalahan. Selain diselesaikan melalui internal perusahaan, pihaknya juga meminta masukan dan saran dari pihak luar.
“Tidak hanya di Kalimantan Barat, di daerah lain juga sama. Tinggal bagaimana kita menyikapi dan menyelesaikan permasalahan itu,” ungkapnya.
Dia melanjutkan, dalam industri perkebunan kelapa sawit, setidaknya ada sembilan isu sumber konflik. Di antaranya terkait perizinan, isu lingkungan, kerja sama atau kemitraan, corporate social responsibility (CSR), ketenagakerjaan, konflik sosial dan penegakan hukum.
“Selain harus taat kepada hukum, kami juga selalu mengedepankan pendekatan dan musyawarah dalam menyelesaikan setiap masalah,” paparnya.
Salah satu permasalahan yang selalu dihadapi adalah terkait kerja sama atau kemitraan. Dalam hal ini, pihaknya yang bekerja sama dengan koperasi sering dihadapkan dengan permasalahan keanggotaan koperasi. Meski ini menjadi masalah dalam internal koperasi, tapi tak bisa lepas tangan begitu saja.
“Salah satunya banyak kebun plasma itu diperjual-belikan, padahal itu tidak boleh. Keanggotaan koperasi juga kadang sering bertambah terus. Ini sering kita temukan. Tapi kita juga bersikap tegas bagi siapa saja karyawan BGA yang terlibat di dalamnya, kami akan tindak tegas jika memang terbukti bersalah,” tegasnya. (lim)
Discussion about this post