JURNALIS.co.id – Penanganan stunting tidak hanya semata soal asupan makanan. Pencegahan stunting juga menyasar remaja putri yang sudah memasuki siklus menstruasi. Sebab di usia remaja, mereka rentan menderita anemia karena banyak kehilangan darah pada saat menstruasi.
Remaja putri yang menderita anemia berisiko mengalami anemia pada saat nanti sudah menikah dan hamil. Hal ini akan berdampak negatif terhadap pertumbuhan dan perkembangan janin dalam kandungannya. Sebagai upaya pencegahan stunting, Dinas Kesehatan Kota Pontianak menggelontorkan program pembagian tablet tambah darah bagi siswi-siswi di sekolah-sekolah yang ada di Kota Pontianak.
Penjabat (Pj) Wali Kota Pontianak Ani Sofian menjelaskan, pembagian tablet tambah darah kepada para siswi ini penting dalam rangka mencegah anemia sekaligus meningkatkan cadangan zat besi dalam tubuh.
“Sehingga kelak ketika mereka menikah nanti, anak-anak yang dilahirkan pun sehat dan tidak stunting,” ujarnya usai memberikan tablet tambah darah secara simbolis kepada siswi SMPN 15 Pontianak Utara, Jumat (02/02/2024).
Ani menerangkan, stunting merupakan kondisi ketika panjang atau tinggi badan seorang anak kurang jika dibandingkan dengan umurnya. Bukan hanya semata kurang panjang maupun tinggi, tetapi tinggi badan seorang anak menunjukkan angka di bawah minus 2 Standar Deviasi (SD).
“Dapat dikatakan bahwa stunting adalah kondisi ketika anak mengalami gangguan pertumbuhan sehingga tumbuh kembang mereka berbeda dengan teman-teman seusianya,” terangnya.
Selain pembagian tablet tambah darah, seluruh siswa-siswi SMPN 15 Pontianak Utara juga melakukan aksi sarapan massal di halaman sekolah. Masing-masing siswa membawa bekal makanan sendiri lengkap dengan lauk pauknya. Ani menilai, sarapan bersama di kalangan siswa ini sebagai aktivitas yang bagus dalam mencegah stunting karena mereka mendapat edukasi dalam memenuhi kebutuhan gizi yang baik bagi tubuh.
“Dengan sarapan bersama ini, mereka diharapkan terbiasa melakukannya setiap hari sebelum memulai aktivitas,” tuturnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Pontianak Saptiko menyebut, hasil pemeriksaan darah yang dilakukan pada para siswi di sekolah-sekolah di Kota Pontianak, menunjukkan bahwa prevalensi anemia pada remaja putri usia sekolah mencapai 29 persen. Temuan ini menimbulkan kekhawatiran karena anemia dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan remaja, termasuk pertumbuhan organ reproduksi.
“Sebagai langkah dalam mencegah anemia di kalangan remaja putri, kami meluncurkan program pembagian tablet tambah darah. Tablet ini dibagikan kepada seluruh pelajar putri di sekolah-sekolah sebanyak 30 tablet per siswa,” imbuhnya.
Program ini diharapkan dapat mengatasi masalah anemia dan mencegah terjadinya stunting pada siswa. Sebab, lanjut dia, anemia yang disebabkan oleh kekurangan darah dapat mengganggu pertumbuhan organ reproduksi, dan dengan adanya tablet tambah darah ini, diharapkan organ reproduksi remaja putri dapat berkembang dengan baik.
“Hal ini penting untuk memastikan bahwa mereka siap untuk melahirkan bayi-bayi yang sehat dan terhindar dari stunting di masa depan,” ungkapnya.
Selain program pembagian tablet tambah darah, seluruh siswa-siswi di SMPN 15 Pontianak melakukan sarapan bersama. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan edukasi kepada siswa bahwa untuk mencegah stunting, penting bagi mereka untuk mengkonsumsi asupan protein hewani yang cukup seperti telur, ikan, daging, atau ayam.
“Dengan program pembagian tablet tambah darah dan edukasi tentang pentingnya asupan protein hewani, tingkat prevalensi anemia dan stunting pada remaja putri di Kota Pontianak akan dapat diminimalisir,” ucap Saptiko.
Kepala SMPN 15 Pontianak Utara Augus Pardosi mengungkapkan rasa terharu dan bangganya atas kunjungan Pj Wali Kota Pontianak ke sekolah yang dipimpinnya. Kunjungan tersebut memberikan motivasi yang kuat bagi seluruh siswa-siswi SMPN 15 dalam mengejar cita-cita dan menjalankan program pencegahan stunting yang digalakkan oleh Pemerintah Kota Pontianak.
“Kehadiran Bapak Pj Wali Kota di sekolah ini dapat memberikan aura motivasi dan semangat bagi para siswa sebagai generasi penerus bangsa,” tuturnya.
Augus memaparkan, SMPN 15 Pontianak Utara memiliki jumlah siswa sebanyak 610 orang, terdiri dari 322 siswi dan 288 siswa. Sebagai upaya mengantisipasi dan menanggulangi masalah stunting, sekolah ini telah menjalankan kegiatan sarapan bersama yang rutin dilaksanakan setiap Jumat pagi. Tidak hanya itu, siswi pun diberikan tambahan tablet tambah darah untuk mencegah dan menurunkan angka stunting di SMPN 15 Pontianak.
“Kegiatan yang dilaksanakan oleh sekolah ini memiliki tujuan yang mulia, yaitu mencegah penurunan kualitas kesehatan anak-anak. Melalui sarapan dan suplemen tambah darah, SMPN 15 berusaha memberikan dukungan nutrisi yang tepat kepada siswi untuk menjaga tumbuh kembang mereka dengan optimal,” pungkasnya. (hen)
Discussion about this post