JURNALIS.CO.ID – Tumbuhan air sering dianggap sebagai gulma perairan. Ternyata memiliki manfaat penting dalam menjaga kualitas lingkungan air. Hal ini terungkap dari penelitian tim dari Program Studi Manajemen Sumber Daya Perairan (MSDP) Fakultas Pertanian Universitas Nahdlatul Ulama Kalimantan Barat (UNU Kalbar).
“Dalam penelitian ini, tim berhasil mengidentifikasi delapan spesies tumbuhan air di sekitar perairan UNU Kalbar. Spesies tersebut terdiri dari tiga spesies dengan tipe vegetasi free floating, satu spesies tipe vegetasi submersed, dua spesies tipe vegetasi rooted floating, dan dua spesies tipe emergent,” kata Ketua Tim Peneliti MSDP, Dahlia Wulan Sari di kampusnya, Selasa (27/08/2024).
Menurut Dahlia, terdapat tiga spesies yaitu Salvinia molesta, Limnobium laevigatum dan Pistia stratiotes telah diuji efektivitasnya dalam menurunkan kandungan amonia dalam limbah budidaya ikan lele yang menggunakan air gambut.
“Ketiga spesies ini mampu menurunkan kandungan amonia dalam limbah hingga 53,19 – 79,52% pada hari ke-14,” ungkap Dahlia.
Selain itu, tanaman tersebut juga diuji dalam mengurangi kandungan amonia, nitrat, fosfat, dan Chemical Oxygen Demand (COD) pada limbah cair kelapa sawit (POME). Hasilnya, tumbuhan air tersebut berhasil menurunkan kandungan fosfat hingga 85,67%, nitrat sebesar 41,07%, amonia sebesar 66,38%, dan COD sebesar 35,34% pada hari ke-12.
Penelitian ini menunjukkan bahwa gulma air yang sering dianggap sebagai pengganggu sebenarnya memiliki potensi besar untuk fitoremediasi, yaitu proses alami pengurangan bahan pencemar dalam air. Temuan ini memberikan harapan baru bagi upaya pelestarian lingkungan, terutama dalam pengelolaan limbah perairan di Indonesia. (m@nk)
Discussion about this post