JURNALIS.CO.ID – Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) Kabupaten Kayong Utara (KKU) menggelar diskusi panel yang dirangkaikan dengan deklarasi pilkada damai bersama lintas agama, suku dan etnis, di Caffee Join Pantai Pulau Datuk. Jumat (13/09/2024).
Dalam diskusi tersebut, hadir pula Wakapolres Kayong Utara, Danramil Kecamatan Sukadana, Kepala Kesbangpol KKU, Ketua FPK KKU, Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), Ketua Pengurus Daerah Muhammadiyah KKU.
Ketua Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) Kabupaten Kayong Utara, Jumadi mengatakan, bahwa kehadiran FPK adalah sebagai wadah untuk merawat kebhinekaan dan merajut kebhinekaan sebagai pondasi dasar.
“Nah pondasi kebhinekaan itu sebabnya gotong royong, hingga nanti ke depan bagaimana merawat kebersamaan dan kebhinekaan melalui etnis yang ada ini tetap terjalin di kabupaten Kayong Utara itu sendiri,” ucap Jumadi.
Jumadi juga mengungkapkan, kalau isu identitas sekarang ini cukup rentan, karena adanya kepentingan politik tertentu.
“Ya walaupun di daerah kita ini, selama ini sudah berjalan dengan baik, politik identitas ini akan muncul karena kepentingan kepentingan tersebut,” katanya.
Oleh karenanya, Jumadi berharap, FPK dapat mengawal Pilkada Kayong Utara secara bersama-sama dengan damai, sehingga terciptalah pemimpin yang sesuai dengan keinginan masyarakat.
Jumadi mengaku, selain melakukan diskusi-diskusi, FPK dalam waktu dekat juga akan melakukan pertemuan dengan seluruh kepala desa dan camat se-Kabupaten Kayong Utara.
“Kami berharap, wadah FPK ini bukan hanya di tingkat kabupaten, namun bisa ke tingkat kecamatan, desa dan dusun, dengan segala etnis yang ada dengan mereka,” ungkap Jumadi.
Lebih lanjut, setelah etnis di semua tingkatan terbentuk, maka itu yang akan menjadi pembauran di tingkat kecamatan, desa dan dusun.
“Nah itu memang langkah-langkah yang coba kita ambil, selain itu juga kita juga mengintensifkan komunikasi-komunikasi antar etnis yang ada, sehingga tidak terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan,” tutup Jumadi. (bak)
Discussion about this post