JURNALIS.CO.ID – Selama 6 tahun berseteru di stasiun KA (Kereta Api), kini angkutan konvensional dan ojek online (ojol) di Jember membikin koperasi bersama. Perseteruan lama antara kedua kubu ini dipicu lantaran rebutan penumpang yang baru turun dari kereta api di stasiun DAOP 9 Jember kota.
Sebelum hadirnya ojol pada tahun 2018, kendaraan angkutan konvensional, yakni ojek pangkalan, angkutan kota (di Jember disebut Lin Kuning) menguasai lahan di depan peron stasiun Jember.
Dalam perkembangannya, ojol hadir, dan penumpang lebih mudah dan cepat mengakses daripada angkutan konvensional. Ojek konvensional lalu merasa tersaingi, dan terjadilah perseteruan.
Pada awal tahun 2024 ini Pemkab Jember lewat dinas perhubungan membuka komunikasi di antara kedua kubu. Terjadi kesepakatan-kesepakatan yang mengutamakan kenyamanan calon penumpang.
Mereka pun turut menandatangani Memorandum of Understanding soal penjemputan penumpang KA di stasiun Jember. Bahkan mereka telah membentuk sebuah koperasi dengan nama Koperasi Giat Bersama Sejahtera (GBS) pada Sabtu (21/09/2024), di mana pihak Koperasi GBS menandatangani Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan aplikator Go To Gojek Tokopedia (Go Jeck) di teras Pendopo Bupati Jember.
Bupati Jember, Hendy Siswanto tampak bahagia melihat perdamaian kedua belah pihak itu. Baginya, kereta api dan stasiun bukan hal baru, sebab dia pernah menjadi pegawai di Dirjen Angkutan Darat di Bidang Perkeretaapian di Kementerian Perhubungan selama 45 tahun.
“Kalau tidak hitam kulitnya ya bukan ojek,” katanya disambut sorak oleh ratusan sopir ojol dan sopir Lin.
“Saya memakai baju seragam Go Jeck. Saya merasakan betapa beratnya mereka dalam bekerja. Saya bersama-sama mereka dari pendopo menuju titik kumpul penjemputan, di sini, di depan stasiun,” ujar Hendy Siswanto.
Salah satu kesepakatan yang termuat adalah titik kumpul penjemputan. Titik pertama di depan pintu masuk stasiun dan titik kedua di depan pintu keluar stasiun Jember.
Hendy berpesan kepada para sopir Go Jeck, sopir angkutan konvensional, koperasi dan aplikator agar bekerja dengan kompak dalam melayani penumpang.
Disinggung terhadap aplikator lain selain Go Jeck, Hendy Siswanto menghimbau agar mereka bisa bergabung dalam koperasi GBS. “Dengan satu payung koperasi yang ada, Insya Allah, tidak usah memilih ini milik siapa ini milik siapa,” kata Hendy
Sementara itu, wakil dari aplikator Go Jeck, Luranto Widiawan yang juga Manager PT Go To Gojek Tokopedia menjelaskan seputar mekanisme kerja sama tersebut, yang pada prinsipnya pihak aplikator tidak akan mempersulit penumpang dalam hal pembayaran “tambahan” biaya penjemputan ke dalam stasiun Jember.
“Rencana akan ada ritase sebesar 1000 rupiah untuk roda dua dan 2000 rupiah untuk roda empat, dan itu masuk ke aplikasi secara langsung,” kata Widiawan. (Sgt)
Discussion about this post