JURNALIS.CO.ID – Sekretaris Daerah Kabupaten Kubu Raya, Yusran Anizam membuka rapat koordinasi percepatan penurunan stunting di Kubu Raya tahun 2024, Selasa (22/10/2024), di Hotel Alimor Kubu Raya.
Yusran dalam kesempatan itu sangat mengapresiasi rapat koordinasi ini yang melibatkan berbagai akademisi dan organisasi kemasyarakatan seperti FKUB, IDI, IBI dan lain sebagainya.
āIni dilakukan untuk pencegahan stunting agar tidak terjadi kasus stunting baru dari calon pengantin atau calon pasangan usia subur saat nanti mereka menikah dan melahirkan anak,ā ucap Yusran.
Ia mengatakan, rakor ini merupakan implementasi dukungan terhadap 5 pilar pencegahan stunting, yaitu komitmen dan visi kepemimpinan, kampanye nasional dan perubahan perilaku, konvergensi program pusat, daerah dan desa, ketahanan pangan dan gizi serta pemantauan dan evaluasi.
Yusran menambahkan, hal ini dilakukan untuk menjalankan Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting, dan Peraturan Kepala BKKBN Nomor 12 Tahun 2021 tentang Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Stunting Tahun 2021 – 2024.
āUntuk mendukung pelaksanaan strategi nasional percepatan penurunan stunting, maka perlu dibentuk tim percepatan penurunan stunting dari tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota, kecamatan dan kelurahan, desa dengan melibatkan semua stakeholder,ā ucapnya.
Dia menyatakan, percepatan penurunan prevalensi stunting di Kalimantan Barat dengan target sebesar 17 persen dan di Kabupaten Kubu Raya dengan target SSGI sebesar 22.98 persen tahun 2024.
āSaya yakin dan optimis dapat tercapai dengan intervensi spesifik dan intervensi sensitif yang terkoordinir dan terpadu kepada sasaran prioritas melalui delapan aksi konvergensi, termasuk menjalankan peran dan kewenangan desa dalam intervensi gizi terintegrasi,ā katanya.
Yusran menyampaikan, kasus stunting di Kabupaten Kubu Raya telah mengalami penurunan. Dari data SSGI, tahun 2021 sebesar 40,3 persen turun menjadi 27,6Ā persen. Sedangkan tahun 2022 dan tahun 2023 sebesar 25,4 persen.
āPenurunan stunting berbasis keluarga berisiko stunting ini dilakukan dengan melibatkan semua stakeholder, propaganda gerakan ayo ke posyandu serta promosi menerapkan pola asuh yang efektif melalui kegiatan bina keluarga balita (BKB),ā ucapnya.
Tak hanya itu, Yusran menambahkan, sosialisasi juga dilakukan tentang pengaturan jarak kelahiran yaitu ber KB bagi ibu pasca persalinan serta program pemberian makanan bergizi.
āProgram inovasi dan prioritas praktik baik seperti program Seledri, pengadaan USG portable di desa, sistem informasi geospasial (aplikasi Geoportal dan Webgis Kepong Bakol), posyandu integrasi sehat ceria (ponsera), program inovasi mandiri puskesmas, gerakan remaja cegah stunting (gera ceting), gemar makan ikan, juga pengadaan alat ukur panjang badan berstandar (antropometri) di setiap desa se-Kabupaten Kubu Raya,ā tuturnya. (sul)
Discussion about this post