JURNALIS.co.id – Menjelang hari pencoblosan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 yang tak sampai sebulan lagi, dukungan masyarakat Sintang terhadap pasangan Calon Gubernur, dan Wakil Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar) nomor urut 1, Sutarmidji-Didi Haryono (Midji-Didi) kian menguat. Para pemilih yang secara umum sudah cerdas, dapat melihat langsung kualitas pasangan Midji-Didi saat debat pertama yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kalbar, pada 23 Oktober 2024 lalu.
Hal itulah yang kemudian membuat Ketua Yayasan Kabar Senang, Agus Darius mantap melabuhkan dukungan kepada Midji-Didi di Pemilihan Gubernur (Pilgub) kali ini. Agus memastikan tidak sembarangan dalam menentukan pilihannya tersebut. Karena ia memiliki latar belakang pengalaman yang cukup lengkap. Mulai dari dunia akademisi, dimana ia saat ini dipercaya sebagai ketua yayasan Sekolah Tinggi Teologi Immanuel Sintang (STTIS). Yakni salah satu Perguruan Tinggi Teologi yang diselenggarakan oleh Gereja Kemah Injil Indonesia.
Kemudian ia juga sedikit memiliki pengalaman di dunia politik, dan birokrasi, karena pernah menjabat sebagai anggota DPRD, dan memimpin BUMD di Sintang. “Saya dipercaya sebagai ketua yayasan, kami orang gereja, gereja kami, Gereja Kemah Injil itu ada 472 gereja. Saya juga hari ini (masih) melayani masyarakat di bidang pertanahan,” ungkapnya.
Tanpa membedakan suku, dan agama, Agus merasa senang dengan pemimpin yang nasionalis. Itu menurutnya ada di dalam diri Sutarmidji yang sudah pernah memimpin Kalbar di periode 2018-2023 lalu. “Sebab itu saya berharap, setelah debat pertama kita bisa melihat, saya menonton debat dari (segmen) pertama sampai terakhir, antara pasangan nomor urut 1, 2, dan 3, semuanya baik, tapi kita boleh menilai pasti ada yang terbaik, itu adalah pasangan nomor 1,” katanya.
Alasan paling logis menurut Agus, akan lebih mudah memperbaiki, dan melanjutkan dari pada harus memulai sesuatu yang baru. Padahal sebelum debat terbuka Pilgub yang pertama, ia sempat membawa calon gubernur lain datang ke Sintang, dan Nanga Pinoh. Namun usai pelaksanaan debat, ia akhirnya yakin untuk mendukung pasangan calon nomor urut 1.
“Walaupun saya baru malam ini bersalaman dengan beliau (Sutarmidji), saya melihat kinerja beliau di pemerintahan, bagaimana beliau mengelola keuangan, tata kelola pemerintahan (yang baik). Bagaimana beliau waktu menjadi wali kota, baik di tingkat nasional maupun provinsi, Pak Sutarmidji ini selalu masuk 10 besar di Indonesia,” ujarnya.
Untuk itu ia mengajak serta keluarga, kerabat, dan desa-desa binaannya untuk mendukung Midji-Didi. Sosok seperti Sutarmidji, kata dia, masih sangat dibutuhkan Kalbar, untuk melanjutkan hal-hal yang sudah baik, menjadi lebih baik lagi ke depan. “Saya berharap kita semua pada 27 November 2024, memilih yang terbaik untuk Kalbar, coblos nomor 1,” ajaknya.
Ia lantas menyampaikan beberapa harapan kepada Sutarmidji, salah satunya agar ke depan Kabupaten Sintang memiliki Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR). Kemudian Sutarmidji bisa terus menjalin komunikasi yang baik dengan semua masyarakat yang ada.
“Saya berharap, saya mengajak kita semua, saya orang kristen, saya orang dayak, saya tidak ingin Kalbar ini dikotak-kotakkan hanya karena baju, hanya karena lain-lain, marilah kita melihat (pemimpin) dari prestasi, dan integritasnya. Bupati saya pernah melawan Pak Sutarmidji, Pak Firman Muntaco, saya waktu itu masih anggota dewan, Pak Firman Muntaco melawan Pak Sutarmidji (di Pilwako Pontianak) kalah telak,” pungkasnya.
Sementara itu, Sutarmidji menyambut baik dukungan yang terus menguat, terhadap dirinya dan Didi Haryono. Apalagi dukungan tersebut datang tidak hanya dari masyarakat bisa, tapi juga kaum intelektual. Termasuk di Kabupaten Sintang. “Mungkin beliau-beliau melihat bagaimana visi misi kita yang disampaikan saat debat kemarin. Itu kan mereka intelektual semua, tokoh-tokoh adat, ketua yayasan perguruan tinggi, dan sebagainya. Itu menunjukkan mereka rasional semua, dan mudah-mudahan ini pertanda baik bagi pasangan Midji-Didi nomor 1,” harapnya.
Midji-sapaan karibnya yakin perolehan suara di Kabupaten Sintang nanti akan lebih besar dari yang pernah ia peroleh di Pilgub 2018 lalu. Karena saat ini masyarakat sudah merasakan langsung dampak pembangunan yang diberikan pemerintah provinsi (pemprov) selama ia menjabat sebagai gubernur.
“Mereka sudah tidak bisa lagi dibuai dengan kebohongan-kebohongan, misalnya itu (gelar) ‘gubernur pontianak’ sudah tidak lagi laku yang seperti itu. Kapuas Raya juga sudah dijelaskan, kewenangan itu (di pusat), kewenangan gubernur sudah selesai saya lakukan,” tegasnya.
Kemudian hal-hal yang menjawab langsung kebutuhan masyarakat sekarang, dan ke depan juga sudah dilakukan. Seperti pembangunan jalan, Midji mengatakan, memang tak bisa dituntaskan hanya dalam waktu satu periode. Di periode pertama meski sempat terkendala pandemi Covid-19, pemprov bisa menyelesaikan 30 persen jalan mantap. Dari awalnya sebesar 49,9 persen di tahun 2018, menjadi 80 persen di tahun 2023.
“Sehingga yang 20 persen (belum mantap) dalam kondisi normal pasti bisa diselesaikan. Jadi keinginan jalan itu bisa, asal dengan catatan, jangan ada yang mengklaim-klaim lagi. Misalnya ada di sini mengklaim itu, mengklaim ini, menjadi masalah di lapangan, karena kita tidak mau banyak masalah, akhirnya batal,” pungkasnya. (m@nk)
Discussion about this post