– Bupati Melawi Panji bersama istri, ibu mertua dan tiga orang anaknya dinyatakan positif Covid-19. Menantunya, seorang dokter di RSUD Melawi sebelumnya juga dinyatakan terkonfirmasi terpapar virus corona. Kepastian tersebut disampaikan langsung oleh Panji melalui pernyataan video.
Penyataan terbuka dan tulus tersebut disampaikan Bupati pasca-Juru Bicara Tim Gugus Tugas Pencegahan dan Penanggulangan Covid-19 Melawi mengabarkan terdapat tujuh orang warga kabupaten itu yang terkonfirmasi positif Covid-19 pada Senin sore (1/6/2020). Pernyataan Panji melalui video itu disebar ke media sosial.
Video yang tersebar di tengah malam itu memberitahukan kepada masyarakat bahwa tujuh warga yang terkonfirmasi positif tersebut adalah dirinya bersama istri, ibu mertua dan tiga orang anaknya. Ia juga menjelaskan bahwa kasus konfirmasi positif pertama merupakan menantunya, seorang dokter di RSUD Melawi.
“Tadi pak Gubernur sudah menyampaikan kepada saya, kurang lebih jam 02.30 sore, juga telah disampaikan kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Melawi tentang hasil swab kami sekeluarga,” kata Panji.
Terkait pengumuman yang disampaikan tim Gugus Tugas sore kemarin, maka atas inisiatif sendiri dan izin keluarganya, maka Panji merasa perlu membukanya ke publik. Agar tidak menimbulkan kecemasan di masyarakat. Karena, sesuai ketentuan, pengumuman Gugus Tugas pasti terbatas inisial dan alamat domisili.
“Saya tidak mau menjadi sesuatu yang menimbulkan polemik atau bahkan menjadi bahan pembicaraan yang tidak elok. Saya ingin memberikan kepastian pada bapak ibu semua,” ujarnya.
Baca juga: Tujuh Kasus Positif Covid-19 di Melawi Merupakan Satu Klaster
Panji memberi pengakuan, bahwa hasil swab yang diumumkan oleh Gugus Tugas dan dinyatakan positif yang pertama adalah dirinya sendiri. Selanjutnya, istrinya Nurbetty Eka Mulyastri Panji.
“Kemudian anak kami, Wafi Kurnia Putra, keempat anak kami, Dimas Nurmansyah yang juga suami dari Dokter Candra Dewi dan kelima, anak kami Ardi Armananda, Kemudian ibu mertua saya yaitu ibu Muslimatun,” terangnya.
Sebelumnya, pada 24 Mei 2020, menantu Panji, dr Candra Dewi yang bekerja di RSUD Melawi juga sudah diumumkan positif Covid-19. Panji menganggap kejadian ini bukanlah aib. Ia menyadari bahwa konsekuensi dan risiko suatu jabatan pelayanan pada pemerintah dan daerah yang diemban.
Panji mengaku dapat menerima atas apa yang terjadi dengan harapan dan kepercayaan pada Tuhan Yang Maha Kuasa. Karena, menurut dia, ini adalah konsekuensi dari pengabdian mereka.
“Kami tak malu mendapat permasalahan ini bukanlah dari sesuatu karena pekerjaan,” ucapnya.
Dikatakan Panji, seorang dokter dapat dipahami bila bisa terpapar virus corona. Bahkan puhaknya menyadari betul, bahwa ini adalah risiko yang harus dialami.
“Kami berharap semoga masyarakat, jangan mengalami apa yang kami alami seperti ini. Cukuplah kami yang mengalami,” lugasnya.
Saat ini, pihak keluarganya sudah dilakukan karantina mandiri dengan pengawasan ketat oleh dokter, paramedis serta Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan. Lantaran mereka masuk dalam kategori Orang Tanpa Gejala (OTG).
“Dari pengalaman ini semua pihak dapat memastikan bahwa Covid-19 sudah berada di tengah-tengah kita,” tuturnya.
Baca juga: Positif Covid-19 Kalbar Tambah 7, Gubernur Peringatkan Kabupaten yang Tak Acuh Rapid Test
Orang nomor satu di Pemkab Melawi ini minta seluruh elemen masyarakat tetap hati-hati dan waspada. Selalu berpegang pada protokol kesehatan di tengah ancaman Covid-19.
“Yang pertama kita menggunakan masker secara benar ditempat umum dan bersama orang lain. Kita bertahan lebih banyak dirumah dan banyak menjaga jarak. Rajin cuci tangan dan banyak berolahraga. Atur pola makan minum. Dan taatilah anjuran dan imbauan pemerintah,” pesannya.
Panji juga menyampaikan riwayat singkat perjalanan pasien positif pertama yakni menantunya, dr Chandra Dewi. Menantunya tersebut pernah izin melahirkan di Jakarta pada November 2019. Kemudian kembali ke Melawi pada Februari 2020.
“Lantaran berprofesi sebagai dokter umum di RSUD Melawi, Chandra Dewi pun baru masuk kerja pada 1 April 2020,” kisahnya.
Sebelum dr Chandra Dewi masuk kerja di RSUD Melawi, tentunya sudah diskusikan dengan keluarga terlebih dahulu. Mengingat anaknya masih kecil dan kondisi situasi yang rentan dengan Covid-19. Namun, lantaran sudah lama merasa cuti, akhirnya dr Chandra Dewi memutuskan untuk masuk bekerja kembali.
“Apalagi ia melihat pengorbanan kawan-kawan lainnya yang berhadapan di garis terdepan dan berisiko tingi dalam situasi pandemi Covid-19. Ditambah lagi memang, RSUD Melawi sangat membutuhkan dokter,” paparnya.
Dewi berpikir dirinya sudah lama cuti. Ia merasa kasihan dengan kawan-kawannya yang berhadapan dengan tugas berat dan risiko sangat tinggi. Jangan sampai seolah-olah dirinya menjadi pribadi yang takut dan membiarkan orang lain. Sehingga dia mengambil sikap masuk kerja.
“Makanya ia memutuskan untuk masuk kerja,” pungkasnya.
Kemudian pada 18 Mei 2020, menantu Bupati itu merasa agak demam. Sehingga dr Chandra Dewi meminta untuk dilakukan rapid test kembali. Selanjutnya, tanggal 20 Mei 2020 langsung dilakukan swab.
“Hasil rapid test-nya ternyata reaktif dan langsung diisolasi secara ketat di rumahnya bersama suami dan anaknya,” jelas Panji.
Mengetahui kondisi itu, Panji beserta kelurga lainnya melakukan rapid test kembali. Namun, hasilnya tetap non reaktif. Kecuali cucunya, yaitu anak dari dr Chandra Dewi yang hasilnya reaktif.
“Pada tanggal 23 Mei hasil swab PCR Dewi pun disampaikan. Hasilnya positif,” sebutnya.
Pada 26 Mei 2020, Panji dan keluarga yang memang kontak erat dengan dr Chandra Dewi melakukan pemeriksaan swab. Meskipun memang hasil rapid test yang dilakukan beberapa kali hasilnya negatif.
“Pada 1 Juni 2020, diumumkanlah hasil swab saya dan lima anggota keluarga lainnya, dinyatakan positif,” beber Panji seraya mengatakan ia beserta keluarga menyerahkan sepenuhnya kepada pihak dokter dan paramedis untuk mengambil langkah-langkah berikutnya, sesuai ketentuan yang ada. (ira)
Discussion about this post