– Densus 88 Antiteror Mabes Polri melakukan penangkapan terhadap terduga teroris di Sungai Pinyuh, Kabupaten Mempawah, Jumat (5/6/2020). Penangkapan terhadal pria berinisial AR ini sontak mengejutkan masyarakat Kalimantan Barat (Kalbar).
“Kepolisian dengan profesionalitas dan dukungan teknologi mampu melacak indikasi perilaku yang dikategorikan sebagai tindakan-tindakan mengarah pada kelompok teroris,” kata Ketua Pemuda Muhammadiyah Kalbar, Nurhadianto Pahmi, Minggu (7/6/2020).
Pahmi mengatakan semua bersepakat bahwa tindakan terorisme adalah musuh bersama. Kejadian di Sungai Pinyuh Mempawah memberikan peringatan bahwa siapapun memiliki risiko dan bahkan mungkin menjadi target oleh jejaring terorisme dalam melakukan operasinya.
“Menanggapi hal tersebut, maka pada momen ini kita harus memasang sirine kewaspadaan minimal pada lingkungan keluarga,” ujarnya.
Saat pandemi Covid-19 seperti sekarang, memiliki panduan dan berbagai kebijakan agar terhindar virus bahaya tersebut. Maka, untuk virus terorisme juga harus memiliki panduan.
“Panduan tersebut tidak harus dalam bentuk formal seperti aturan-aturan tentang pencegahan terorisme walaupun itu yang jadi landasan hukum bagi legal person,” tutur Pahmi.
Menurut dia, pencegahan awal dapat dilakukan pada lingkungan yang paling kecil, yaitu keluarga. Masa Covid-19 dimaksimalkan untuk membangun komukasi keluarga yang intensif. Dengan komunikasi yang baik dan akrab akan menimbulkan keterbukaan berbagai permasalahan dan relasi yang telah dilakukan oleh anggota keluarga.
“Sehingga segala sesuatunya bisa di pantau, terutama akses media sosial pada anak atau saudara di lingkungan keluarga,” lugasnya.
Kemudian, kata Pahmi, memperkuat nilai keimanan dan ketakwaan. Khususnya dalam Islam, bahwa seagala perbuatan yang dapat merugikan, menyakiti, atau menghilangkan nyawa orang lain termasuk perbuatan dosa.
“Islam sangat menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan mengutuk keras perbuatan yang bathil seperti terorisme,” ucapnya.
Pahmi menjelaskan poin penting yang sudah sangat genting untuk dilakukan adalah memperkokoh rasa kekeluargaan di lingkungan tempat tinggal. Jangan sampai menjadi autissosial, yaitu rasa ketidakpedulian kepada tetangga atau orang-orang di sekitar tempat yang ditinggali.
“Hal terakhir inilah yang menjadi perbuatan-perbuatan buruk tidak terdeteksi dengan baik. Bukan hanya terorisme, tapi tindak pidana lainnya juga terbiarkan akibat ketidak pedulian warga sekitar,” terangnya.
Peran aktif dan kepedulian warga adalah kunci pemberantasan perilaku buruk yang ada di muka bumi ini. Hal ini juga perlu didukung oleh aparat negara yang memiliki wewenang dalam memberantas kejahatan dan tindak kriminal.
“Atas kejadian penangkapan terduga teroris di Sungai Pinyuh Mempawah tentu harus di apresiasi dan kita kawal bersama, kita harapkan pihak Densus 88 atau Kepolisian Republik Indonesia dapat mengusut jaringan teroris di Kalimantan Barat hingga keakar-akarnya,” harapnya.
Dikatakan Pahmi, kita perlu juga membuka lembaran sejarah. Bung Hatta pernah berkata ‘Hari siang bukan karena ayam berkokok, akan tetapi ayam berkokok karena hari mulai siang. Begitu juga dengan pergerakan rakyat. Pergerakan rakyat timbul bukan karena pemimpin bersuara, tetapi pemimpin bersuara karena ada pergerakan’.
“Maksudnya dengan kejadian penangkapan terduga terorisme ini menjadi pertanda bagi masyarakat untuk melakukan gerakan bersama peduli warga sekitar agar berbagai aktivitas dapat terpantau untuk hal-hal yang positif. Bersama kita perangi terorisme,” pungkas Pahmi. (faf)
Discussion about this post