
Jurnalis.co.id — Apel Shalawat Kebangsaan dalam rangka Program Gus’e Menyapa yang digelar di Kecamatan Umbulsari, Kabupaten Jember, Sabtu (20/12/2025), berlangsung khidmat sekaligus sarat makna kebhinekaan.
Kegiatan keagamaan tersebut tampil sebagai ruang perjumpaan lintas iman, di mana pluralitas terjalin tanpa sekat.
Hal itu tampak dari kehadiran sejumlah emak-emak non muslim yang turut mengikuti kegiatan, sebagian di antaranya tidak mengenakan hijab.
Mereka duduk di sisi kiri panggung dan berbaur dengan peserta lainnya yang mayoritas muslim, tanpa ada pembatas maupun perlakuan berbeda.
Berdasarkan pantauan awak media, para peserta lintas iman tersebut mengikuti rangkaian acara dengan tertib. Bahkan saat penceramah KH Badrus Sodiq menyampaikan tausiyah bernuansa kebangsaan dan nasionalisme Indonesia dalam perspektif Islam, mereka tetap bertahan di tempat duduk dan menyimak dengan seksama.
Kehadiran emak-emak non muslim itu mempertegas bahwa Apel Shalawat Kebangsaan tidak hanya menjadi ajang keagamaan, tetapi juga ruang perekat sosial yang mampu menghadirkan semangat pluralitas di tengah masyarakat.
Anggota DPRD Provinsi Jawa Timur dari Partai Gerindra, Hermin, S.Pd.I, yang turut hadir dalam acara tersebut, menjelaskan bahwa emak-emak non muslim itu memang sengaja diundang.
Mereka tergabung dalam Laskar Srikandi Nusantara (LSN) dan berasal dari desa-desa dengan latar belakang agama yang beragam, seperti Katolik, Kristen, Hindu, Buddha, serta penghayat kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Beberapa desa yang disebut antara lain Sukoreno dan Sidorejo, yang dikenal sebagai wilayah dengan keberagaman keyakinan masyarakatnya.
Dalam kesempatan tersebut, Bupati Jember Muhammad Fawait menyampaikan kembali berbagai program unggulan Pemerintah Kabupaten Jember yang telah berjalan, mulai dari Universal Health Coverage (UHC), Beasiswa Cinta Bergema, honor guru ngaji, layanan administrasi kependudukan, hingga pembangunan sarana dan prasarana.
Gus Fawait juga membuka ruang dialog dengan ribuan undangan yang hadir, mayoritas emak-emak, di lapangan Desa Gunungsari, tepat di sebelah Sekolah Dasar Negeri setempat. Pada kegiatan kali ini, sesi tanya jawab berlangsung lebih lama dibandingkan Apel Shalawat Kebangsaan sebelumnya.
Beragam pertanyaan disampaikan warga, mulai dari persoalan kepesertaan BPJS Kesehatan, lamanya pengurusan KTP elektronik, hingga berbagai layanan publik lainnya.
Salah satu penanya bahkan mengundang senyum Gus Fawait saat mengungkapkan kondisi pribadinya sebagai istri siri dengan status kependudukan yang masih tercatat di Kabupaten Lumajang, sehingga belum bisa mengakses layanan program Pemkab Jember.
Menanggapi hal tersebut, Gus Fawait menegaskan bahwa layanan pengobatan gratis melalui program UHC hanya diperuntukkan bagi warga yang memiliki KTP Kabupaten Jember.
(Sgt)





















Discussion about this post