Jurnalis.co.id – Kekerasan terhadap anak akan terus terjadi dalam kehidupan bermasyarakat. Bila masih ada kemiskinan, salah pola asuh dan lingkungan yang tidak sehat.
“Sehingga hal ini akan berdampak buruk terhadap perkembangan maupun psikologis anak tersebut,” kata Sekretaris Daerah (Sekda) Kayong Utara, Dra Hilaria Yusnani saat membuka Rapat Koordinasi (Rakor) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Kayong Utara (KKU) di Istana Rakyat (Pendopo Bupati), Kamis (27/2/2020).
Dijelaskan Sekda, berdasaran data Kementerian Sosial, selama tahun 2012 – 2019 terdapat 3.871 kasus yang dilaporkan ke Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI). Sehingga ini harus menjadi perhatian serius berbagai pihak.
“Apabila ini tidak mendapat perhatian serius dari berbagai pihak, baik pemerintah, kepolisian dan orang tua, maka tidak menutup kemungkinan angka tersebut akan terus bertambah,” tuturnya.
Menurutnya, ketahanan keluarga menjadi salah satu faktor terpenting dalam menekan angka kekerasan terhadap anak. Karena keluarga merupakan tempat pertama bagi anak-anak untuk berlindung dan mendapat keamanan dari ancaman kekerasan orang yang lebih tua.
“Saya berharap melalui Rakor ini, kita dapat memperoleh efektifitas peran dan fungsi pusat pelayanan terpadu pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak maupun lembaga lainnya dalam melakukan upaya pemulihan korban kekerasan terhadap anak,” tutup Sekda.
Rakor ini diselenggarakan Bagian Kesejahteraan Rakyat Setda Kayong Utara. Mendatangkan Psikolog dari Bandung, sekaligus sebagai narasumber, yaitu Trianindari. Turut hadir Ketua TP. PKK Kayong Utara, beberapa Kepala OPD serta diikuti oleh siswa serta didampingi para guru dan orang tua. (lud)
Discussion about this post