– Dompet Ummat Kalimantan Barat mengirimkan paket Alat Pelindung Diri (APD) dan extra fooding ke beberapa daerah di Kalbar. Barang-barang disalurkan karena permintaan dari para medis.
“Sudah kami kirimkan 14 April kemarin,” kata Manager Fundraising Dompet Ummat, Aries Pratama dalam keterangannya diterima Jurnalis.co.id, Kamis (16/4/2020).
RSJ Singkawang dikirim 25 lembar baju hazmat, lima goggles, satu kotak susu beruang, dua liter hand sanitizer dan satu kotak sarung tangan. Kemudian Rumah sakit Sambas, 25 lembar baju hazmat, lima goggles, 10 buah face shield, satu kotak susu beruang dan satu liter hand sanitizer.
Selanjutnya, Kapuas Hulu dikirim sebanyak 25 lembar baju hazmat, lima goggles, 10 buah face shield, satu kotak sarung tangan, satu kotak susu beruang dan satu liter hand sanitizer. Untuk Bengkayang dikirimkan 25 lembar baju hazmat.
Baca juga: 105 Orang di Kalbar Reaktif Covid-19
Aries menuturkan, pemberian kepada beberapa daerah ini karena permintaan dari para medis yang khawatir kekurangan perlengkapan bertarung melawan wabah Covid-19. Apalagi menjelang Ramadan dan Lebaran bakal diramaikan keinginan masyarakat untuk pulang ke kampung halaman.
“Balik kampung memang bisa menjadi salah satu alternatif penyebaran Covid-19, apalagi yang menggunakan fasilitas umum karena kita tak tau bagaimana kondisi orang di sekitar kita,” ujar Aries.
Baca juga: Akan Dibagikan Gratis, Penjahit Binaan Dompet Ummat Buat 5000 Masker
Selaku Manager Fundraising Dompet Ummat, dia berharap bantuan-bantuan tersebut bisa membantu tenaga medis. Khususnya di daerah perbatasan dan jauh dari rumah sakit rujukan.
“Mari turut membantu dengan mendonasikan bantuan anda ke rekening Mandiri (146.000.496.614.4) dan BNI Syariah (023.5359.406),” ajak Aries.
Salah satu yang mendapat kiriman bantuan Dompet Ummat yaitu Puskesmas Kecamatan Embaloh Hilir, Kabupaten Kapuas Hulu. Salah seorang tenaga medis Puskesmas Embaloh Hilir, Evi menuturkan meski saat ini tak ada kasus positif Covid-19, tapi menjelang Ramadan dan Lebaran pasti banyak orang-orang pulang kampung.
“Takutnya tiba-tiba ada kasus positif kami tak punya perlengkapan apa-apa,” pungkas Evi. (m@nk)
Discussion about this post