– Proyek pembangunan dermaga dan lapangan penumpukan untuk terminal peti kemas terbengkalai di Pelabuhan Indonesia (Pelindo II) Cabang Pontianak Kawasan Ketapang, Desa Sukabangun, Kecamatan Delta Pawan, Kabupaten Ketapang.
Berdasarkan kontrak, harusnya proyek senilai Rp45,3 miliar yang dikerjaka PT Pratama Godean Jaya itu selesai pada 5 April 2020 lalu. Akibat belum selesainya pekerjaan tersebut, aktivitas bongkar muat kapal menjadi terkendala. Lantaran pelabuhan tidak bisa difungsikan secara maksimal.
Salah seorang warga Desa Sukabangun, Hairul Saleh, membenarkan bahwa proyek itu sudah lama dibiarkan terbengkalai seperti tidak bertuan. Karena, hampir setahun yang lalu sudah tidak dikerjakan lagi.
“Alasannya kenapa, kita kurang tahu. Informasi beredar karena ada barang yang dibeli tidak sesuai spek,” jelasnya, Rabu (6/3/2020).
Baca juga: Penerapan New Normal di Ketapang Mulai Dipersiapkan
Menurut Saleh, pembangunan dermaga yang dimaksud tidak sesuai kontrak adalah tiang pancang beton. Sehingga dibiarkan saja dan tidak ditancapkan. Hingga pada akhirnya pembangunan tidak dilanjutkan.
“Apakah itu benar atau tidak sebagai penyebab terbengkalainya pembangunan dermaga, saya belum mengetahui secara pasti. Namun yang jelas proyek sudah lama tidak dilanjutkan,” kata Saleh.
Sementara itu, nantan Pengurus Koperasi TKBM Serba Usaha Kawasan Pelabuhan Sukabangun, Evi Zulkifli menyayangkan terbengkalainya pembangunan dermaga milik Pelindo II (Persero) Cabang Pontianak Kawasan Ketapang di Desa Sukabangun itu. Apalagi, menurutnya, nilai proyek sangat besar, mencapai Rp45,3 miliar.
“Sangat disayangkan sekali hingga akhir masa kontrak kerjaan tidak selesai. Parahnya banyak barang-barang, seperti tiang pancang tidak dipasang dan terbengkalai,” ungkapnya.
Senada dengan Saleh, berdasarkan informasi yang Evi dapat, ratusan tiang pancang tidak terpasang karena diduga tidak sesuai spesifikasi. Sehingga berakibat proyek terhenti. Imbasnya, aktivitas bongkar muat menjadi terkendala.
Baca juga: Polres Ketapang Tangkap Dua Pelaku Narkoba, 13 Paket Sabu Disita
Awalnya dermaga yang direncanakan terdapat enam. Namun hanya bisa digunakan tiga dermaga saja. Sedangkan yang lainnya tidak terselesaikan, khususnya dermaga satu, dua dan tiga.
“Para buruh di sana juga merasa rugi, karena penghasilan mereka berkurang. Sebab, biasanya bisa lima kapal bersandar bahkan lebih untuk bongkar muat, namun sekarang hanya bisa dua sampai tiga kapal saja. Sedangkan kapal lain terpaksa bersandar ke lain yang belum diketahui legalitasnya,” terangnya.
Evi berharap, pihak terkait yakni Pelindo untuk dapat bertanggung jawab atas terbengkalainya pembangunan dermaga tersebut. Dia juga meminta aparat penegak hukum untuk dapat mengawasi dan memeriksa jika memang tererdapat penyimpangan dalam pembangunan.
“Jika memang salahnya di pelaksana, maka harus tegas diperiksa guna memastikan di mana letak kesalahannya. Kita minta pihak Pelindo tidak terkesan diam, sehingga memunculkan opini negatif. Karena dampak dari tidak dermaga, banyak warga dirugikan,” tutur Evi.
Sementara itu, Manager Pelindo Kawasan Ketapang, Bowo saat ditemui di kantor Pelindo kawasan Pelabuhan Sukabangun tidak berada di kantor. Ketika di telepon berkali-kali tidak merespon. Pesan singkat yang dikirim juga tidak dibalas.
Dari pantauan di lapangan, tampak ratusan tiang pancang beton terbengkalai di pinggir Sungai Pawan. Bahkan sebagian sudah ada yang pecah dan rusak. Terlihat bangunan yang berdiri hanya sebatas sisa pengerukan dan penancapan cerucuk belum ditimbun. (lim)
Discussion about this post