
– Dekan Fakultas Hukum Universitas Tanjungpura (Untan) Pontianak, Dr Syarif Hasyim Azizurrahman, mempertanyakan pernyataan mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), AM Hendropriyono, dalam sebuah channel Youtube yang menyatakan bahwa Sultan Hamid II sebagai seorang ‘Penghianat Bangsa’.
Hal tersebut disampaikan Hasyim saat Yayasan Sultan Hamid II menggelar Konferensi Pers pada Minggu (14/6/2020) malam.
Hendropriyono menyatakan bahwa Sultan Hamid II sebagai ‘Penghianat Bangsa’ karena Sultan Hamid II sebagai anggota KNIL (Tentara Kerajaan Belanda), menjadi Ajudan Istimewa Ratu Wilhelmina, Ratu Belanda, berencana mendirikan negara federal dan berkomplot dengan Kapten Raymond Westerling.

“Apakah ada larangan atau aturan hukum Undang-Undang pada saat itu menjadi anggota KNIL atau menjadi Ajudan Ratu Belanda Wilhelmina. Ide mendirikan negara federal juga hanya sebatas wacana, tidak pernah terwujudkan,” jelas Hasyim.
Sementara itu, Ketua Yayasan Sultan Hamid II, Anshari Dimyati, yang juga Peneliti Sultan Hamid II, mengatakan, Sultan Hamid II seharusnya menjadi Pahlawan Nasional. Karena karya Sultan Hamid II sebagai perancang Burung Garuda Pancasila yang terus digunakan Indonesia hingga sekarang jauh lebih tinggi daripada tuduhan negatif terhadap dirinya selama ini.

“Seharusnya ada sikap diskresi dari pemerintah, untuk segera menetapkan Sultan Hamid II sebagai Pahlawan Nasional,” ucapnya.

Anshari juga berharap adanya soliditas tokoh masyarakat yang ada di Kalbar maupun di Jakarta untuk memastikan langkah administrasi, diplomatik dan politik dapat dilakukan secara maksimal guna mendorong Sultan Hamid II menjadi Pahlawan Nasional.
Hadir juga dalam Konferensi Pers tersebut adalah Anggota DPR RI yang juga Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Nasdem Kalbar, Syarif Abdullah Alkadrie, Anggota DPRD Kalbar yang juga Ketua DPW Partai Keadilan Sejahtera, Arif Joni Prasetyo dan Wakil Ketua DPRD Kalbar dari Partai Nasdem, Syarif Amin Alkadrie.
Syarif Abdullah Alkadrie pun menyayangkan apa yang telah disampaikan oleh Hendropriyono.
“Seharusnya gagasan dan pemikiran Sultan Hamid II sebagai perancang Burung Garuda dihargai sebagai seorang Pahlawan Nasional,” ujarnya. (Ndi)


Discussion about this post