– Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Ketapang berkomitmen terus melanjutkan pembangunan rumah-rumah adat yang belum 100 persen selesai. Salah satunya rumah adat yang sudah mulai dikerjakan tahun 2019.
Kepala Disparbud Ketapang, Yulianus mengatakan, pembangunan rumah adat bertujuan selain menjadi wadah tempat kebudayaan, juga sebagai upaya untuk terus melestarikan kebudayaan di Ketapang.
“Selain fokus pada pengembangan dunia pariwisata, kami juga terus melanjutkan pembangunan maupun peningkatan terhadap rumah-rumah adat, salah satunya rumah adat melayu yang sudah mulai dibangun secara bertahap sejak 2019 lalu,” kata Yulianus, Senin (08/03/2021).
Pembangunan rumah adat Melayu sendiri, diakui dia, saat ini masih dalam tahap awal. Pada tahun 2019 pembangunan dilakukan mulai dari pembersihan lokasi seluas 28.510 m2.
Kemudian, pembuatan jalan meeting sementara sepanjang 336 m2, pengerjaan timbunan mulai dari perataan tanah menggunakan pasir urug sebanyak 537 m3, hingga timbunan tanah urug 2.168 m3 dan papan nama proyek.
“Untuk kelima item awal kerjaan itu pagu anggarannya Rp1,4 miliar dan semua sudah selesai dilaksanakan,” jelasnya.
Ia menambahkan, pada tahun 2020 pembangunan awal rumah adat Melayu kembali dilakukan dengan pagu anggaran Rp 938 juta. Total anggaran itu untuk pekerjaan utama pondasi poer 40 titik beserta tiang pancang atau minipike 436 batang. Ukuran 1 minipile 20×20 dengan panjang 6 meter.
“Di tahun 2021 sudah kami masukkan dalam RKA, tapi karena anggaran daerah terbatas dan terbagi dengan pembangunan lain makanya kita tinggal menyesuaikan. Yang pasti kami akan terus melanjutkan pembangunan rumah adat yang telah mulai dibangun, termasuk rumah adat melayu,” tambahnya.
Menurut dia, ke depan rumah adat melayu tentu akan menjadi salah satu ikon daerah, terlebih dengan letaknya yang mudah di akses dan berdekatan dengan sungai pawan yang tentunya memiliki nilai tambah tersendiri nantinya.
“Nanti akan dibangun dermaga di lokasi rumah adat melayu ini, jadi semua kita selesaikan secara bertahap karena anggaran yang diperlukan juga lumayan besar untuk bisa 100 persen. Jika sesuai DED sekitar Rp47 miliar termasuk pembangunan dermaganya,” tuturnya.
Sementara terkait penentuan lokasi, ia menyebut dinilai sudah sesuai dengan DED awal. Bahkan sudah dikomunikasikan dengan pengurus Majelis Adat Budaya Melayu sebelum pelaksanaan dimulai. (lim)
Discussion about this post