– Kantor Bupati Kapuas Hulu dinilai sudah tidak representatif digunakan untuk para pegawai dalam operasional birokrasi pemerintahan saat ini. Banyak pondasi bangunan yang bermaterial kayu sudah lapuk termakan usia dan rawan roboh, sehingga demi keselamatan beberapa ruangan terpaksa dikosongkan.
Sementara itu, pada ruang-ruang kerja yang kecil, para pegawai di kantor Bupati Kapuas Hulu bekerja terlihat berhimpitan dengan tumpukan berkas. Memperhatikan keadaan yang tidak representatif tersebut, Bupati Kapuas Hulu Fransiskus Diaan telah merencanakan untuk merombak bangunan tersebut menjadi gedung pelayanan satu atap.
Kebijakan tersebut berdasarkan tiga rekomendasi yang disampaikan beberapa ahli melalui kajian terhadap kelayakan penggunaan gedung Bupati tersebut.
“Kondisi kantor Bupati yang sekarang ini sudah tidak layak lagi, sudah ada rekomendasi dari tim ahli terkait hal itu, maka kita memikirkan untuk membangun kantor Bupati yang baru,” kata Bupati Kapuas Hulu Fransiskus Diaan, Jumat (20/08/2021).
Sayangnya, kata Bupati, hal itu terkendala dengan pembangunan kantor Bupati sebelumnya di lokasi lahan bersengketa, sehingga masih ada persoalan hukum. Bila menunggu proses sengketa itu selesai tentu masih sangat lama, sebab itu pihaknya berinisiatif membangun gedung pelayanan satu atap.
“Bisa saja namanya gedung pelayanan satu atap, karena ada beberapa instansi tergabung di situ nanti,” jelas Bupati karib disapa Sis ini.
Menurut Bupati, pembangunan rencananya di lokasi kantor Bupati saat ini. Terkait rencana pembangunan itu juga sudah pernah didiskusikan dengan pihak legislatif Kapuas Hulu. Bahkan sudah ada rekomendasi sejak beberapa tahun lalu.
“Kita tahu bahwa kantor Bupati yang saat ini digunakan Pemda sudah banyak ruangan yang dikosongkan, karena memang sudah tidak bisa difungsikan, seperti aula itu rawan roboh jadi tidak bisa digunakan. Banyak pula ruangan-ruangan lain yang tidak digunakan karena rawan,” ungkapnya.
Kalau memang memungkinkan tahun depan, lanjut Bupati, akan dilakukan perencanaan pembangunan gedung pelayanan satu atap itu. Tentunya hal tersebut memperhatikan kemampuan anggaran Kapuas Hulu, itu tidak mengejar harus mewah.
“Orientasinya cukup memberi kenyamanan bekerja, tidak seperti sekarang ini pegawai kerja bersempit-sempitan dengan tumpukan berkas,” pungkas Sis. (rin)
Discussion about this post